Foto Google |
Sekira tiga tahun lalu aku memahami diri yang klaustrofobia. Bahkan pada mulanya aku tidak memahami gangguan ini. Sampai suatu ketika aku menumpang bus dari perjalanan kantor. Meski dalam posisi berdiri aku masih merasa nyaman. Sampai kemudian kepanikan itu datang karena perlahan jumlah penumpang bertambah. Aku terpojok, nyaris tak bisa bergerak, kemudian sulit bernafas. Aku panik.
Tak ada cara lain selain fokus dan mengontrol diri. Karena hanya ada aku. Jika pun ku berteriak, ku yakin semua penumpang menganggapku freak.