Warga lokal menyebut Batoh So'on dalam bahasa Madura yang berarti batu bersusun. Namun, karena letaknya berada di Desa Solor maka situs ini lebih dikenal dengan sebutan Batu Solor. Belakangan, justru Batu Solor ini disebut sebut sebagai Stonehenge van Java. Kalau melihat dari komposisi serta formasi batu di Situs ini memang mirip dengan Stonehenge di Salisbury Palin, Wilshire, Inggris. Berupa tumpukan batu besar yang menjulang tinggi. Jadi, tidak ada salahnya dengan julukan itu - Stonehenge Van Java. Tapi, apa iya harus disamakan dengan sesuatu yang lebih mendunia?
Begini, Batu Solor dengan formasi menumpuk sudah menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah bentukan alam dan mengalami proses bentukan yang lama? Memiliki jenis batuan andhesit dan tidak hanya sedikit jumlah yang ada di sekelilingnya, sulit menyimpulkan jika Batu Solor adalah buatan manusia di jamannya. Kalau pun ada sejarah hubungan dengan manusia, bisa jadi ada kepercayaan masa lalu yang mengeratkan keduanya. Batu memang menjadi media budaya masa lalu pada era Megalithikum. Bahkan tidak lepas dari kesan magis. Ini sekedar hipotesa dari traveller penikmat budaya batu.
Berada lebih rendah dari sekelilingnya, membuat kita bisa melihat Batu Solor secara utuh. Duduk tenang dari berbagai sisi di kawasan ini begitu melegakan dan akan
selalu mendapat pemandangan yang lapang. Batu Solor - tersusun menjulang
dan tersebar di
berbagai tempat. Pada bagian ujungnya ditumbuhi rumput.
Dan keindahan lokasi dan megahnya Batu Solor ini dapat dilihat setelah perjalanan selama 2 jam dari Bondowoso. Aku sendiri mengendari sepeda motor jenis bebek - yang sebenarnya tidak bisa direkomendasikan untuk digunakan untuk ke lokasi. Sehingga perjalananku cukup lama hingga tiba di lokasi. Harus ekstra hati-hati.
Papan penunjuk jalan cukup membantu mengarahkan kita ke lokasi ini. Namun, kondisi jalan memaksa kita untuk bersabar (baca: berjuang). Setidaknya, mereka yang ingin melihat Batu Solor sudah melalui proses seleksi alam. Artinya, mereka yang mau bersusah fisiklah yang bisa mencapai lokasi.
Minggu pagi itu, kawasan Batu Solor sepi - hanya ada pedagang minuman, penjaga situs, dan beberapa warga lokal saja. Aku Batu Solor seperti mendapat kepuasan dahaga. Lokasi ini telah masuk dalam daftar perjalananku sejak Desember 2015. Berusaha mencari jalan menuju lokasi ini - yang memang intinya tidak mudah. Dan minggu pagi itu, banyak tangan membantu saya. Banyak cerita dalam perjalanan. Dan menemukan banyak Saudara baru.
No comments:
Post a Comment