
Aku melihat ada dua warga dengan jaket tebal dan topi kupluk berjaga di depan mulut jalan.
Salah satu dari mereka memberikan isyarat agar kami masuk ke jalan yang lebih kecil dengan lampu senternya.
Dari jalan yang dapat dilalui dua mobil, kami masuk ke jalan yang hanya bisa dilalui satu mobil. Kini, jika seorang warga memegang lampu senter, seorang warga lagi memegang handy talkie. Samar kudengar mengatakan ada mobil masuk kepada seorang warga lainnya di ujung jalan.
Dari mulut jalan itu, kami menyusuri jalan sekira 100 meter.
Dan jam 04:45 WIB, kami - aku, ibu, dan keponakan serta sopir - akhirnya tiba di gerbang masuk Punthuk Setumbu.
Sudah cukup ramai.
Sejumlah mobil sudah parkir.
Beberapa pengunjung pun sudah antri membeli tiket masuk - 15 ribu rupiah untuk wisatawan lokal, 30 ribu rupiah untuk wisatawan asing.
Dari gerbang masuk, kami harus berjalan sekira 300 meter untuk menuju pelataran Punthuk Setumbu untuk melihat pemandangan matahari terbit yang berbeda. Begitu slogan yang kubaca pada papan petunjuk dekat loket tiket.

Tapi, ibuku bilang, 'Kalau punya kuat hati, pasti bisa'.
Kalau sudah berucap seperti itu, aku tak mau berargumen. Peranku cukup dengan menuntun.

Alhamdulillah, kami tiba dengan selamat.


Kaget.
Ku pikir kami yang sudah lebih awal tiba.
Dan yang membuat aku kemudian beku adalah ibuku yang sukses mendaki bukit setinggi 400 meter. Memang benar, keras kemauannya. Well, aku kemudian meminta ibu duduk di bangku bambu. Ku hangatkan tubuhnya dengan syal dan teh hangat dari warung dekat pelataran.
Tidak lama ia sudah akrab dengan beberapa pengunjung. Seperti biasa. Kagum euy. Hebat!
Punthuk Setumbu memang menjadi magnet bagi mereka Pemburu Matahari Terbit.
Padahal untuk mencapai lokasi ini harus tiba sepagi mungkin. Bisa dengan motor atau kalau rombongan bisa menggunakan mobil sewaan dari hotel. Perjalanan dari pusat kota Jogja sendiri sekira 1 jam perjalanan.

Dari atas Punthuk Setumbu bisa dilihat panorama keindahan dua gunung yang mengelilingi Kabupaten Magelang, yaitu, Gunung Merapi dan Merbabu.

Sayangnya, kami tidak beruntung pagi itu. Memang matahari terbit terlihat di antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Tapi, ada yang terlewat. Yaitu, siluet Candi Borobudur.
Kabut cukup tebal pagi itu. Padahal waktu sudah hampir pukul tujuh pagi.
Beberapa wisatawan memilih kembali pulang, beberapa di antaranya memilih bertahan.
Hehe,, Kuat ini ibunya,, terbayarkan lah tp nyampai di atas,,
ReplyDeleteaha...iya awalnya aku dan keponakan khawatir, mengingat pendakian di dini hari dan menanjak. Tapi, nyokap kalau dah kuat hati gak bisa dilawan. Alhamdulillah semua berjalan baik. Terima kasih yah
Deleteuntuk menuju lokasi Punthuk Setumbu kendaraan rombongan wisata bus besar bisa akses masuk gak gan?
ReplyDeleteBus besar hanya bisa sampai di mulut jalan. Karena sisa perjalanan ke atas hanya muat untuk mobil Avanza dan sejenisnya.
ReplyDeleteBisa merekomendasikan tempat menginap yang terdekat?
ReplyDeleteSayangnya, kami memulai perjalanan dari Kota Jogja. Jadi maaf saya tidak bisa memberikan rekomendasi tempat menginap terdekat
Delete