Sabtu pagi, garis waktu diriuhkan oleh tagar (tanda pagar) atau hashtag #AirUntukRusa. karena penasaran, lalu aku seraching dan menemukan akun @adhie_pamungkas. setelah menelusuri lebih lanjut, saya baru memahami apa itu #AirUntukRusa.
Adhie pamungkas, salah satu orang yang peduli pada keberadaan rusa yang kekeringan di taman monas, tergerak membantu meringankan penderitaan rusa-rusa yang berada di habitat tanpa air dan rumput yang memadai selama kurang lebih tiga bulan.
Berikut cerita lengkapnya.
Kenapa anda mau terlibat dengan gerakan #AirUntukRusa?
saya terlibat gerakan ini, karena ada sesuatu yang membuat saya terpanggil. dan ini bersifat spontan. seperti biasa, setiap bangun pagi, saya membaca timeline. saya terpaku dengan twit @kerigit yang membahas tentang rusa. lalu saya pun membaca timeline-nya @glosiegers , dan @rene_basuki.
Saat itu, saya tidak benar-benar tahu apa yang terjadi terhadap rusa-rusa itu. Apa yang membuat rusa menjadi penting dibicarakan di twitter oleh teman-teman sepagi itu. Hari sabtu pula. namun dari kalimat mereka, saya tahu, rusa-rusa itu butuh segera dibantu.
Akhirnya, saya membuka browser dan cari info. hasilnya, cukup mencengangkan. ini kan, aneh, masa sampai 3 bulan rusa dibiarkan kehausan. Terlalu. kemudian, saya “ngobrol” dengan teman-teman di twitter, saling dukung satu sama lain. Hingga, yuk, mari kita lakukan sesuatu, dengan muncullah #AirUntukRusa, itu pun setelah beberapa kali modifikasi.
Saya pikir, semua orang pasti mau melakukan gerakan ini. Termasuk saya yang sebenarnya juga bukan pecinta hewan, tapi, kalau ada hewan yang “teraniaya”, yah, sedih juga.
Apa tujuan #AirUntukRusa selanjutnya?
Hanya satu tujuan gerakan ini, memastikan rusa mendapatkan salah satu hak untuk keberlangsungan hidupnya, berupa, pasokan air minum, yang lebih dari cukup. Itu sebabnya gerakan ini disebut #AirUntukRusa.
Sampai saat ini siapa saja yang sudah bergabung dengan gerakan #AirUntukRusa?
Gerakan ini, gerakan spontan. Berawal dari teman-teman dekat, satu profesi kemudian berantai dari satu follower ke follower lain. Mereka saling retweet, saling dukung. Jadi, kalau ada pertanyaan, siapa saja yang sudah bergabung dengan gerakan ini, maka jawabannya…..semuaaaaaa. Dan teman-teman yang bergabung ini datang dari berbagai profesi.
Bagaimana cara sosialisasi #AirUntukRusa?
Setelah “ngobrol” dengan teman-teman di twitter, saya putuskan melihat langsung kondisi air untuk pasokan minum rusa. Sementara, teman-teman lainnya belum bisa meninggalkan aktivitas kantor. tweetreport sih salah satu untuk sosialisasi gerakan ini. Karena ini media yang paling murah dan praktis untuk sampaikan ide. Dan penyampaiannya juga cepat. Sampai di lokasi, kemudian saya livetweet. Ambil beberapa foto kondisi di dalam kandang lalu dishare. Si @kerigit, biasanya yang meretweet. Semua ini, untuk menggugah lainnya untuk juga bergerak. Karena kami, juga tidak bisa melakukan semua itu sendirian.
Beruntung, dengan cara seperti itu, banyak mendapat respon. Mereka bertanya, baik lokasi kandang maupun kondisinya kandang sebenarnya. Foto -foto yang saya share alhamdulillah cukup membantu mengionformasikan.
habitat rusa yang tak ada air dan rumputnya
Berkaca pada kasus rusa, jadi sangat disayangkan, jika peran tersebut justru membuat rusa memprihatinkan. lebih mirisnya, kandang itu berada di depan balai kota. Keberadaan rusa di taman monas itu juga diurus oleh dua dinas yang berbeda, dengan peran dan tugasnya masing-masing. Dinas kelautan dan pertanian dan dinas pemakanan dan pertamanan. Jadi heran koordinasi di antara keduanya, keduanya kan dibawah pemerintah propinsi. Dan kerusakan kandang itu telah terjadi sejak tiga bulan loh, tiga bulan. Gak tau lah seberapa besar bajet untuk membetulkan pompa yang rusak. Namun sungguh memprihatinkan jika untuk membetulkan pompa saja harus nunggu, masalah ini, dibuat ramai dulu, baru pemprov bergerak.
Terima kasih untuk Dasuki, yang telah mengungkap kasus ini kali pertama ke media. Salut untuk Pa Dasuki, mestinya kita semua beri hormat atas keberanian beliau bicara ke semua orang. Ini tidak mudah untuk beliau, tapi, kita semua menjadi dipersatukan untuk peduli terhadap rusa.
Dan saya pikir, sejauh masyarakat masih bisa digerakkan untuk berbuat sesuatu untuk kota-nya, yah, dipersilahkan saja. Asal diarahkan, dan dibina, diberi tahu mana yang boleh, mana yang tidak boleh, dan bisa Jadi dikemas sedemikian rupa, menjadi sebuah wisata yang menyenangkan.
Apakah sebaiknya rusa-rusa monas dikembalikan ke habitatnya?
Dengan kondisi sekarang ini, sudahlah, kembalikan saja rusa-rusa itu ke habitat awalnya, atau tempat yang layak untuk mereka. Kalaupun masih berkeras untuk tetap menempatkannya di taman monas, ya dibenahi semuanya. sarana dan prasarana. Perlakukanlah rusa-rusa itu dengan baik, jangan disengsarakan. Untuk hak dasar seperti rumput dan air minum saja tidak diperhatikan. Justru lahan gersang.
saluran air yang telah lama kering
Setuju aja sih, karena, apapun kebijakan yang dikeluarkan oleh pemimpin, kan, berarti sudah dipikirkan masak-masak, imbas, dan akibat jika rusa dipindahkan. Kemudian, jika ada kendala, maka akan diantisipasi agar tidak ada dampak berikutnya. Jadi, setuju saja, tapi syarat dan ketentuan berlaku.
Saat ini banyak komunitas yang melakukan gerakan yg sepertinya “mengambil alih” tugas pemerintah, menurut adhie?
Sejauh itu positif sih, dibiarkan saja, dan diarahkan. Toh, justru meringankan tugas pemerintah kan. Kalau misalkan para komunitas menemukan kendala dan akses ke pemerintahan, yah, dipermudah saja. Dibina, sehingga, ujung-ujungnya tidak ada kesan berjalan sendiri-sendiri. Saling melengkapi aja.
mudah-mudahan kedepan tak ada lagi pelanggaran hak-hak binatang, karena mereka juga berhak “berbahagia”.
#Semua foto punya Adhie Pamungkas
No comments:
Post a Comment