Selalu saja ada titik balik yang mengingatkan ku akan hal yang lama aku
inginkan, tapi tidak tersampaikan dengan cepat. Bahkan, untuk niat yang
satu ini pun, sudah aku inginkan sejak kali pertama menjejakkan kaki di
yayasan ini. Iya, aku tahu, jika punya niat baik, maka baiknya
disegerakan. Tapi, yap, selalu ada tapi. Aku punya alasan khusus. Bukan
juga waktu yang menghalangi. Tapi, ya itu, entah apa yang kemudian sejak
satu bulan terakhir, akhirnya aku memutuskan untuk OKE, INI SAATNYA!!!
Dan
mulai awal desember 2011, saban rabu, aku kemudian rutin menjejakkan
kaki ke Yayasan Mitra Netra. Dan mulai sejak itu, aku menjadi volounteer
untuk membuat audiobook, bagi teman-teman tuna netra. Senang? Yup.
Puas? Entah dinilai kepuasan itu dari mana. Tapi, kalau ditanya, apakah
aku senang melakukan hal ini, ya, aku dengan tegas menjawab, aku puas
dengan pekerjaan ini, meski harus free sekalipun. Untuk mendapatkan
kepuasan batin dan kebahagiaan yang aku rasakan saat ini, aku rela kok,
melakukan pekerjaan dengan sukarela. .
Tuhan kasih aku suara yang
(menurut banyak orang) bagus. Dan aku mungkin hanya punya pita suara
untuk bisa saling berbagi, dan pita suara yang Tuhan kasih ke aku, yah,
aku berbagi dengan yang sepantasnya, mereka yang tuna netra.
Nggak
perlu surat lamaran, aku mengajukan diri via phone, dan kebetulan
langsung meluluskan keinginanku untuk membuat audiobook. Yeaaaaa happy,
rasanya seperti mendapat pekerjaan dengan gaji belasan juta rupiah.
Beneraaaaaan. Nggak bohong.
Dan aku langsung jatuh cinta pada sebuah
novel berjudul, "Zobar Jangan Pulang Malam". Menurut staff di sana,
novel ini sudah berada pada tangan ke tiga. Maksudnya sudah ada 3
relawan yang mencoba baca, tapi kemudian tidak kembali lagi. Hingga
terbengkalai. Entah karena apa. Tapi, salah satu alasan yang aku jelas
tangkap, karena novel ini, menggunakan berbagai macam bahasa, salah
satunya Perancis. Yeaaaaa. Tuhan kasih jalan kan ke aku.
"Zobar"
adalah nama tokoh utama di novel ini. Novel setebal 162 halaman ini,
bercerita tentang lika liku perang jaringan narkoba internasional. Zobar
yang sudah insaf terpaksa bertemu musuh lamanya yang dibekingi DEA.
Untuk menyeimbangi kekuatan, Zobar menggaet temannya agen CIA.
Tokoh-tokoh
multibangsa bersalingsilangan di novel ini. Orang Nigeria, Perancis,
Inggris, hingga seniman asli Jawa yang ngepos di Bali. Semuanya berawal
dari satu titik mula: sebuah penjara di Thailand, yang dihuni tahanan
narkotika dari berbagai bangsa.
Nah, yang nulis nih novel adalah
Ilham Malayu, penata musik Indonesia tahun 70-an, yang kemudian mendekam
15 tahun di tiga penjara Thailand karena terlibat bisnis narkoba di
sana. Tak heranlah, Ilham bisa menggambarkan situasi penjara dengan
lancar, juga bagaimana bisnis narkoba berjalan.
Garap audiobook ini,
dipaksa juga untuk membaca kesuluruhan isi novel. Uniknya, novel ini kan
punya banyak karakter, nah, aku membacanya, diusahakan tidak datar,
tapi beneran ku sesuaikan dengan intonasi karakter yang aku perkirakan
seperti apa ekspresinya. Susahnya, kalau sudah ada dialog perempuan.
Brrrrrr, gimana coba. Kalau karakter beberapa pria di novel ini sih,
yah, ku buat agak sedikit-sedikit beda lah. Tapi, karena masih amatir
dan coba-coba, maaf jika kemudian tidak sesempurna yang diharapkan.
Sumpah, segera setelah selesai novel ini, aku segera ingin bertemu dengan penulisnya. Envi beneran.
Dan,
setelah beberapa kali datang, dan mendekam di bilik studio rekaman
selama beberapa kali rabu, dengan 2 hingga 2,5 jam rekaman (sempat
mangkir karena kerja), akhirnya audiobook novel ini selesai jugaaaaa.
Alhamdulillah banget. Thanx, God. Zobar
No comments:
Post a Comment