Siap-siap dipukul sejuta umat deh.
Tapi, pertanyaan itu menetap di kepala sepanjang perjalanan dari Pangururan ke tempat penginapanku di Tuk Tuk, Samosir. Sebuah jembatan bercat kuning, yang hanya memiliki panjang 10 meter saja ternyata menjadi jalur tak biasa bagi wisatawan yang ingin ke (Pulau) Samosir. Maaf jika saya akan terus menggunakan buka kurung dan tutup kurung saat menggunakan kata 'Pulau'.
Menggenapi hidup yang tidak pernah naik kapal laut, memaksaku mencari-cari cara ke (Pulau) Samosir tanpa harus naik kapal. Dan ku temukan rute baru.
Rute menuju Samosir dengan menyebrang via Parapat adalah rute standar. Dari Medan, bisa menempuh perjalanan via Tebing Tinggi - Pematang Siantar - Parapat. Rute standar ini lebih cepat tiba di Samosir. Selain itu, sarana transportasi lebih banyak pilihan.
Sementara perlu waktu hingga 5 jam, jika menggunakan rute baru, yaitu Berastagi - Kabanjahe - Merek - Pangururan. Dan sedikit transportasi yang melayani rute ini. Selain mobil travel Sampri L-300, bisa juga dengan cara rental mobil. Tapi, tak banyak juga yang mau melayani rute ini. Karena dianggap berbahaya. Baiklah!!!
No Photo HOAX |
Air Terjun Sipiso Piso |
Boros seketika, tapi ada banyak yang ku dapat. Aku melakukan subsidi silang sesegera mungkin. Mengurangi postingan bajet, dan menambahkannnya ke postingan bajet baru.
Posisi Pangururan dan Jembatan Tano Ponggol |
Nama jembatan ini adalah Jembatan Tano Ponggol. Jembatan ini adalah satu-satunya jalan darat ke (Pulau) Samosir. Dan jembatan inilah yang menggugurkan pelajaran geografiku. Yes, Samosir bukanlah sebuah pulau. Dan tanpa jembatan ini, tidak pernah ada sebutan (Pulau) Samosir.
Terima kasih, Belanda.
Sudut Kota Pangururan |
ucapku.
Ya, berhenti sejenak sebelum melintasi jembatan itu, ku berhenti di warung kopi.
Jembatan Tano Ponggol!
Samosir sisi Desa Tuk Tuk |
Di tahun 1905-an, Pemerintah Hindia
Pemandangan dari Kab. Pangururan Danau Toba |
Danau Toba dilihat dari Tele |
Dan aku sukses membuka rute baru dalam perjalananku kali ini. Ini menyenangkan, karena perjalanan selanjutnya, aku akan menyusuri Samosir dari sisi yang tidak biasa dilalui orang kebanyakan.
Yang masih anggap Samosir adalah "Pulau", silakan tunjuk tangan.
No comments:
Post a Comment