Yah seperti inilah aku kalau tetiba berada dalam situasi romantisme di sebuah destinasi.
Bagaimana tidak, 30 menit lepas dari jalan utama, jalur meliuk-liuk, kanan kiri tebing akhirnya aku tiba di Sawahlunto - my another #WeekendGetaway.
Bermodal tiket return kurang dari 600K IDR, aku putuskan kembali ke Sumatra Barat, kembali ke provinsi ini. Tapi, ke Sawahlunto adalah kali pertama. Dan meski banyak yang mempertanyakan tujuanku ke kota ini, aku juga akhirnya berada di Kota Tambang Tua.
"Ini keren!"
Bayangkan, ada sebuah kota dengan akses masuk di antara perbukitan. Suasana sepi gunung dengan nyawa tumbuhan dan hutan, beralih ke suasana hening kota dengan nyawa masyarakat. Mmmmm cukup lama mendeskripsikan apa yang aku lihat ke dalam bahasa tulisan. Seperti ada dua kehidupan berbeda, dan itu tersembunyi, yes Sawahlunto - Kota tersembunyi. Jauh dari kesan hiruk pikuk.
Ini rute baruku di sebuah kota wisata tua.
Potret Kota. AP |
Gd. Pusat Kebudayaan. AP |
Meski terbilang kecil, namun kota ini bisa dikatakan lengkap dengan sarana dan prasarana penunjang sebagai sebuah kota. Kenapa?
Keberadaan kota ini memiliki jalan panjang.
Gedung Koperasi Ombilin. AP |
Gereja St. Barbara. AP |
Kota Sawahlunto memiliki Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Pada jamannya gedung ini merupakan tempat bermain bowling dan biliard pejabat Belanda. Begitu juga keberadaan Kantor Bukit Asam yang masih berarsitektur Belanda. Gedung ini menjadi landmark kota.
Ia juga memiliki taman kota yang dikenal sebagai Taman Segitiga, sebagai alun alun kota. Kita bisa melihat potret warga lokal di sini. Karena memang suasananya ramai siang dan malam. Mau cari makanan pun mudah di lokasi ini.
Sta. Sawahlunto. AP |
Lalu bagaimana dengan akses transportasi?
Di jamannya, Belanda telah memperhitungkan bagaimana pendistribusian batubara. Jadilah, jalur kereta api menuju kota Padang. Keberadaan stasiun ini masih ada dan masih beroperasi. Pada jam - jam tertentu masih melayani rute Sawahlunto - Padang Panjang. Di sisi bagian lain dari stasiun ini telah digunakan menjadi museum yang berisi banyak literatur, foto, serta peninggalan alat kereta api di masanya. Plus, tentu saja si Legenda Mak Itam, saksi bisu perjalanan sejarah kota tambang ini.
Silo. AP |
Diakui saja, Sawahlunto itu bukanlah benar-benar kota kecil. Karena kota ini punya linimasa panjang yang perlu waktu untuk menelusurinya. Perjalanan singkat bisa dilakukan dengan kunjungan ke museum. Dan itu, bisa jadi hanya setengah dari yang tampak di permukaan. Sebagai kota tambang, Sawahlunto juga pernah punya kehidupan bawah tanah. Tapi, ada baiknya aku jelajah wisata di atas tanah terlebih dahulu Next
No comments:
Post a Comment