Jarak Jakarta ke Lovina itu sebenarnya hanya 2 jam penerbangan, kemudian
dilanjutkan dengan 3 jam perjalanan darat. Ringkas cerita, setengah
hari pun juga tiba. Tapi tidak dengan jarak yang aku lakukan. Untuk
mencapai Lovina, aku perlu 1 jam terbang ke Jogja, kemudian 8 jam
perjalanan kereta ke Malang, lanjut 2 jam ke Surabaya dengan bus, dan
kembali terbang ke Bali selama 1 jam. Perlu 3 hari yang aku butuhkan
untuk mencapai Bali, sebelum kemudian melanjutkan 3 jam dengan sepeda
motor ke Lovina. Yup, Lovina adalah tujuan akhir perjalananku dalam
rangka #BirthDayTrip. Sulit? Ini menyenangkan. Apalagi, karena aku ingin
sekali melihat lumba-lumba di Lovina.
Pagi, 14 November 2013.
Berbekal surat cuti empat hari plus dua hari libur reguler aku
melaksanakan misi ku. Penerbangan pagi itu memang selalu menyiksa.
Apalagi jika hanya tidur beberapa jam. Pikirku, ini konsekuensi jika
dapat tiket promo seharga 120K IDR, jadi terima saja. Mendarat di Adi
Sucipto, tanpa tujuan. Menggelandang di Malioboro, mencari sarapan mana
suka, soto dengan rasa ala kadarnya. Cukup untuk mengganjal perut, dan
merasakan kembali romantisme petualangam di Jogja.
Berada di Jogja
pada sebenarnya pagi telah kerap ku alami. Dan masih tersimpan di
ingatan dua tahun lalu saat aku injak kaki di kota gudeg ini dengan
sambutan hujan pasir. Kala itu Merapi memang sedang batuk. Dua tahun
itu, persis di minggu ini aku juga melakukan perjalanan di hari ulang
tahunku.
Dan memggelandang di Malioboro, layaknya turis sekaligus
pekerja yang sedang plesir, ku rasakan kebebasan. Meniti trotoar dari
ujung satu ke ujung lainnya. Tak ku sumpal telinga dengan musik. Sengaja
ku satukan tubuh, pikiran, dan ragam indraku menerima suara kota. Ini
yang memang ku ingin.
Pagi ku sesakkan perutku dengan soto ayam mana
suka dekat halte transjogja. Menyesakkan berarti ku menambah nasi
dengan ekstra ati ampel plus teh manis hangat. Cukup waktu untuk sejenak
istirahat sebelum lanjutkan langkah. Masalahnya, mana ku tahu rencana
14 jam di Jogja?
Di Malioboro, aku singgah ke Kantor Pariwisata
sekedar mengambil brosur dan peta wisata. Kemudian pikirku menuju
Benteng Vardernburg, Keraton, dan istirahat di Kantor Biro sebelum
akhirnya ke Stasiun Tugu. Banyak janji dibuat, tapi kemungkinan tipis.
Jogja hujan tanpa jedah sejak sore. Dan aku terdampar di mall. Janji
satu persatu gugur. Gontai, ku kuyupkan tubuh dengan berjalan kaki
menyusuri selasar toko menuju Stasiun Tugu.
Jam 7 malam, masih
sendiri. Harapku ada teman yang menghampiriku. Tapi, pesan pendek di
ponselku tertulis, ia pun tertahan di kantor dalam kondisi hujan. Tidak
mengapa. Bisikku pelan. Berarti masih ada satu lainnya yang juga bisa ku
ajak ngobrol sebelum kereta berangkat.
Yes, separuh hari ku diam,
hanya senyum pada siapapun yang berpapasan muka. Kini, aku akan ngobrol.
Teman dari twitter yang ku tahu menetap di Jogja.
Aku tukar kode
booking di loket. Tiket eksekutif seharga 100K IDR yang akan membawaku
ke Malang untuk kali pertama. Sekaligus perjalanan kereta ku pertama
kali sejak 2010. Perjalanan keluarga kala itu ke Semarang.
Dan, teman
baru ku melangkah dan menyapa. Ngobrol hampir satu jam dengan random
topik. Tapi, ini hiburanku pertama di Jogja. Kuliah, kerja, travelling,
dan sekedar menasihati. Yang jelas, pikiran kami sama, ingin ke
Takengon, Aceh, melihat danau. Ia dari Aceh, di Jogja untuk kuliah. Aku
pun tahu Aceh, karena pernah berlibur di sana. Klik! Kalau Asril bilang,
pertemanan yang ditemui dalam perjalanan adalah accidental friend. Ini
pun sama. Sama halnya saat aku terdampar di Penang. Dan beberapa kota
lain yang pernah ku singgahi.
Rizki punya banyak cerita tentang kota
asalnya. Ia pun punya banyak keinginantahuan apa yang ku kerjakan. Dan
punya banyak keinginan untuk memulai perjalanan - seorang diri.
Tapi, kami tidak punya banyak waktu untuk lanjut obrolan. Ia harus pulang, sementara kereta ku segera berangkat.
Jogja
kali ini kasih aku cara baru menikmati perjalanan. Jangan berharap
banyak pada apapun. Nikmati saja waktu yang ada, sedikit apapun yang
dipunya. Dan ku lakukan itu sudah. Dan akan ku lakukan pula malam
pergantian usia dengan sesederhana hobi ku. Berada di dalam kereta
menuju Malang, ini hadiah ulang tahunku. Berlanjut ke Lovina Next
No comments:
Post a Comment