Friday, November 15, 2013

Berburu Lumba-lumba ke Lovina

Jarak Jakarta ke Lovina itu sebenarnya hanya 2 jam penerbangan, kemudian dilanjutkan dengan 3 jam perjalanan darat. Ringkas cerita, setengah hari pun juga tiba. Tapi tidak dengan jarak yang aku lakukan. Untuk mencapai Lovina, aku perlu 1 jam terbang ke Jogja, kemudian 8 jam perjalanan kereta ke Malang, lanjut 2 jam ke Surabaya dengan bus, dan kembali terbang ke Bali selama 1 jam. Perlu 3 hari yang aku butuhkan untuk mencapai Bali, sebelum kemudian melanjutkan 3 jam dengan sepeda motor ke Lovina. Yup, Lovina adalah tujuan akhir perjalananku dalam rangka #BirthDayTrip. Sulit? Ini menyenangkan. Apalagi, karena aku ingin sekali melihat lumba-lumba di Lovina.

Pagi, 14 November 2013. Berbekal surat cuti empat hari plus dua hari libur reguler aku melaksanakan misi ku. Penerbangan pagi itu memang selalu menyiksa. Apalagi jika hanya tidur beberapa jam. Pikirku, ini konsekuensi jika dapat tiket promo seharga 120K IDR, jadi terima saja. Mendarat di Adi Sucipto, tanpa tujuan. Menggelandang di Malioboro, mencari sarapan mana suka, soto dengan rasa ala kadarnya. Cukup untuk mengganjal perut, dan merasakan kembali romantisme petualangam di Jogja.
Berada di Jogja pada sebenarnya pagi telah kerap ku alami. Dan masih tersimpan di ingatan dua tahun lalu saat aku injak kaki di kota gudeg ini dengan sambutan hujan pasir. Kala itu Merapi memang sedang batuk. Dua tahun itu, persis di minggu ini aku juga melakukan perjalanan di hari ulang tahunku.
Dan memggelandang di Malioboro, layaknya turis sekaligus pekerja yang sedang plesir, ku rasakan kebebasan. Meniti trotoar dari ujung satu ke ujung lainnya. Tak ku sumpal telinga dengan musik. Sengaja ku satukan tubuh, pikiran, dan ragam indraku menerima suara kota. Ini yang memang ku ingin.
Pagi ku sesakkan perutku dengan soto ayam mana suka dekat halte transjogja. Menyesakkan berarti ku menambah nasi dengan ekstra ati ampel plus teh manis hangat. Cukup waktu untuk sejenak istirahat sebelum lanjutkan langkah. Masalahnya, mana ku tahu rencana 14 jam di Jogja?
Di Malioboro, aku singgah ke Kantor Pariwisata sekedar mengambil brosur dan peta wisata. Kemudian pikirku menuju Benteng Vardernburg, Keraton, dan istirahat di Kantor Biro sebelum akhirnya ke Stasiun Tugu. Banyak janji dibuat, tapi kemungkinan tipis. Jogja hujan tanpa jedah sejak sore. Dan aku terdampar di mall. Janji satu persatu gugur. Gontai, ku kuyupkan tubuh dengan berjalan kaki menyusuri selasar toko menuju Stasiun Tugu.
Jam 7 malam, masih sendiri. Harapku ada teman yang menghampiriku. Tapi, pesan pendek di ponselku tertulis, ia pun tertahan di kantor dalam kondisi hujan. Tidak mengapa. Bisikku pelan. Berarti masih ada satu lainnya yang juga bisa ku ajak ngobrol sebelum kereta berangkat.
Yes, separuh hari ku diam, hanya senyum pada siapapun yang berpapasan muka. Kini, aku akan ngobrol. Teman dari twitter yang ku tahu menetap di Jogja.
Aku tukar kode booking di loket. Tiket eksekutif seharga 100K IDR yang akan membawaku ke Malang untuk kali pertama. Sekaligus perjalanan kereta ku pertama kali sejak 2010. Perjalanan keluarga kala itu ke Semarang.
Dan, teman baru ku melangkah dan menyapa. Ngobrol hampir satu jam dengan random topik. Tapi, ini hiburanku pertama di Jogja. Kuliah, kerja, travelling, dan sekedar menasihati. Yang jelas, pikiran kami sama, ingin ke Takengon, Aceh, melihat danau. Ia dari Aceh, di Jogja untuk kuliah. Aku pun tahu Aceh, karena pernah berlibur di sana. Klik! Kalau Asril bilang, pertemanan yang ditemui dalam perjalanan adalah accidental friend. Ini pun sama.  Sama halnya saat aku terdampar di Penang. Dan beberapa kota lain yang pernah ku singgahi.
Rizki punya banyak cerita tentang kota asalnya. Ia pun punya banyak keinginantahuan apa yang ku kerjakan. Dan punya banyak keinginan untuk memulai perjalanan - seorang diri.
Tapi, kami tidak punya banyak waktu untuk lanjut obrolan. Ia harus pulang, sementara kereta ku segera berangkat.
Jogja kali ini kasih aku cara baru menikmati perjalanan. Jangan berharap banyak pada apapun. Nikmati saja waktu yang ada, sedikit apapun yang dipunya. Dan ku lakukan itu sudah. Dan akan ku lakukan pula malam pergantian usia dengan sesederhana hobi ku. Berada di dalam kereta menuju Malang, ini hadiah ulang tahunku. Berlanjut ke Lovina Next

No comments:

Post a Comment