Matahari belum juga berada di posisi tertingginya. Namun, beberapa pengunjung sudah mulai memadati ujung Tebing Karaton. Padahal, waktu yang tepat untuk berkunjung adalah jelang fajar dan jelang senja. Toh, meski demikian, tidak mengurangi gurat senyum pengunjung yang sudah siap dengan tongsis mereka - sekedar berselfie.
Anehnya, rasa takut sudah tidak lagi menciutkan nyali. Padahal posisi berdiri mereka adalah bersebelahan dengan jurang terjal ke arah Sungai Cikapundung. Mungkin, yang terpenting buat mereka adalah mendapat posisi paling oke. Kemudian foto langsung diunggah ke media sosial, semacam Instagram, Twitter, ataupun Facebook. Tebing Karaton merupakan wisata favorit baru yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Tapi, buatku cukuplah sekedar duduk-duduk di atas batu sambil memandang terjalnya Tebing Karaton. Maklum, ujung tebing tersebut hanya dibatasi dengan tali tambang dan pagar bambu seadanya. Bukan, bukan aku takut.
Aku perlu waktu untuk sesaat menikmati pemandangan di depan mataku dan menikmati pencapaian ku berada di lokasi ini. Cukup lama aku ingin berada di sini.
Berdiri di atas gundukan batu yang dikenal dengan Tebing Karaton, aku melihat hamparan pohon pinus hijau serta hembusan angin gunung yang sejuk. Di sini akan didapati pemandangan dari ketinggian Bandung yang berbeda.
Terima kasih kepada Bapak Asep - warga lokal - yang menemukan lokasi keren ini. Dan menurut sebuah papan informasi yang terletak di pinggir tebing, nama Tebing Karaton baru ada di awal Mei 2014. Dinamakan karaton karena identik dengan kemewahan. Nama tersebut tampaknya tidak berlebihan karena Tebing Karaton, pengunjung bisa menikmati indahnya panorama yang tersaji secara alami.
Tebing Karaton berada di Kampung Ciharegem Puncak. Untuk menuju Tebing Karaton harus mencapai Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda yang letaknya di Dago Pakar. Dan tidak sulit untuk menemukan Tebing Karaton, karena sudah ada beberapa papan penanda yang dipasang warga di beberapa persimpangan jalan. Dari Tahura, ambil persimpangan ke kanan, kemudian susuri jalan hingga berujung di Kampung Ciharegem. Menuju lokasi dengan bermotor amat disarankan karena kondisi jalan yang rusak, meski ada bagian jalan yang telah dibetonisasi.Bea parkir mobil sepuluh ribu rupiah, sementara bea parkir motor sebesar lima ribu rupiah. Tarif masuk untuk wisatawan nusantara adalah sebelas ribu rupiah, sementara tujuhpuluh enam ribu rupiah untuk wisatawan mancanegara. Harga tiket tersebut ditetapkan berdasar Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 26 Tahun 2013. Waktu kunjungan ke Tebing Karaton dibatasi hanya sampai jam 6 sore karena minimnya penerangan di sekitar tebing.
No comments:
Post a Comment