Dari gerbang depannya saja sudah meyakinkan kalau lokasi wisata ini tertata rapih. Ya, banyak orang yang kerap mengatakan kesan pertama itu meninggalkan kesan. Dan perumpanan itu memang benar, setidaknya saat aku berada di Curug Cimahi.
Dengan tiket sebesar sepuluh ribu rupiah aku masuk ke salah satu curug yang disebut-sebut sebagai salah satu curug tertinggi di Bandung dan juga curug paling favorit untuk dikunjungi - Curug Cimahi.
Curug dalam bahasa lokal berarti air terjun. Nama Cimahi diambil dari nama sungai yang mengalir di atas air terjun ini, yaitu sungai Cimahi yang berhulu di Situ Lembang dan mengalir melewati kota Cimahi.
Lokasi wisata ini sebenarnya sempat ditutup beberapa saat pascalongsor yang terjadi di lokasi wisata ini pada maret 2014. Baru kemudian beroperasi kembali juni 2014 beberapa hari setelah lebaran. Itu pun setelah mendapat rekomendasi dari pihak terkait kalau pergerakan tanah di lokasi ini sudah tidak beresiko, dan bisa kembali dikunjungi. Makanya, selagi bersiap untuk kembali dikunjungi, lokasi wisata ini benar-benar berbenah dan mempercantik diri. Ini yang membuat aku langsung terkesan dengan rupa pintu gerbang Curug Cimahi.
Curug Cimahi sudah layak kunjung karena pengelola dalam hal ini Perum Perhutani membuat sejumlah fasilitas penunjang, seperti mushola, warung penjual makanan, toilet, dan tentu saja tempat sampah. Namun, toh, tetap saja pengunjung harus menuruni ratusan aanak tangga dengan kondisi cukup curam. Tapi, lagi-lagi, belajar dari kejadian longsor, faktor keselamatan pengunjung telah menjadi perhatian pengelola, seperti rambu - rambu keselamatan yang disebar di beberapa titik. Bahkan untuk mengantisipasi longsor pun, sudah ada bagian tebing yang dipagar jaring dan kawat. Maka, sebagai salah satu wisata alam air terjun Curug Cimahi ini telah dikelola dengan baik.
Curug Cimahi adalah curug bertingkat, ini bisa terlihat jelas dari atas. Dari puncak hingga sekira 10 meter ke bawah adalah curug tingkat pertama. Aliran air itu kemudian menumbuk kolam kecil, dan selanjutnya mengalirkan air tersebut sejauh 80 meter ke bawah. Efeknya? butiran-butiran air bisa langsung menerpa tubuh jika berada di dekatnya. Percikan air itu bisa meluas ketika angin bertiup cukup kencang. Bonus hawa sejuk, cenderung dingin, Silakan berteriak lepas, bersaing dengan gemuruh suara air terjun dan kemudian membiarkan suara kembali memantul karena terperangkap batu lembah yang mengelilingi Curug Cimahi.
Tak perlu segera kembali.
Nikmati beberapa jam di lokasi ini, nikmati pula keheningan. Perlu juga kumpulkan energi untuk kembali, karena ratusan anak tangga akan siap menanti untuk dipijak. Tenang, pengelola sudah siapkan shelter atau tempat duduk jika memang perlu beristirahat, menormalkan kembali pernafasan, dan menghilangkan pegal-pegal di kaki. Sementara, pegal di betis baru di dapat ke esokan harinya. Well, No Pain No Gain, rite?
Curug Cimahi berada di jalan Kolonel Masturi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat yang dapat dicapai dengan berkendara angkot dengan tujuan Lembang - Terminal Cisarua. Lokasi terminal ini sekira 20-an meter dari gerbang Curug Cimahi. Atau bisa berkendara sejauh 20 km dari kota Bandung. Lokasi wisata ini buka tiap hari, dari pukul 8 pagi hingga 5 sore. Namun, akan ditutup jika turun hujan.
No comments:
Post a Comment