
Ramah bener, dan itu jadi booster perasaanku seharian ini. Setelah kemarin....
Siapapun pasti akan senang dengan keramah tamahan, tak terkecuali jika keramahan itu diberi oleh seorang sopir sekalipun. G, kalian harus tahu bagaimana ekspresiku saat itu. Senyum, hanya sebuah senyuman, yang membuat satu hari itu menyenangkan. Good sign.

Namanya Dang, asal Bangkok, sama seperti aku, Dang juga #solotraveller. Dan kami sepakat untuk berteman dan menjelajah Penang bersama-sama. Terbukti, aku memang teramat supel.
Wkwkwkwkwk
Meski komunikasi antara kami terkendala bahasa, tapi itu bukan berarti kami tidak bersenang-senang, bahkan kami sudah klik. Kesepakatan kami adalah pertama ke Bukit Bendera. Kemudian, ikut rute Dang. Setelah itu, Dang ikut rute aku. Kalau di antara kami punya rekomendasi tempat yang bagus, maka kami akan meluncur ke sana. Hebat, kan, kesepakatan yang kami buat. Btw, ini hari terakhir Dang di Penang.
Bukannya segera berbaris, kami justru foto-foto di depan gerbang.
Gokil juga nih, bocah.
Dang tidak banyak bicara, tapi, banyak inisiatif. Beberapa angle foto yang ada, sebagian besar, Dang yang ambil.

Tidak ada yang menyenangkan saat mulai perjalanan pagi, selain melihat dengan kepala sendiri aktivitas warga lokal di pasar. Kita mengenalnya dengan istilah pasar tumpah, dan menuju Bukit Bendera, aktivitas warga lokal terlihat jelas, macet. Tapi, seru. Kaca bus yang transparan, bersih tanpa noda, membuat aku sukses mengabdikannya. Di bus sendiri, lebih banyak turis asing daripada warga lokal sendiri. Jadinya, bus umum seperti bus pariwisata.
Sebenarnya aku sudah keluarin uang lembaran 50 RM, tapi kasir meminta uang dengan pecahan lebih kecil. Aku cuma mengernyit. Dang yang ada di belakangku, lebih tak paham.

Hanya ada
Singkat kata, Bukit Bendera, cukup menyenangkan la yah. Banyak yang bisa dilihat. Pemandangan sih terutama, selebihnya, hanya ada tempat peribadatan. Sayang, saat berada di lokasi tersebut, matahari sudah beranjak naik, jadinya, saat ingin foto dengan latar belakang kota, hasilnya tidak bagus. Backlight gitu sih istilahnya.
Sesuai kesepatakan dan janji aku ke Dang, aku traktir dia makan siang.
Selanjutnya, Dang ingin mengunjungi Kuil kek Lok Si Temple. Mau bilang apa yah???? Kuil ini luar biasa banget lokasi dan disainnya. Aku cuma bisa say thanx to Dang yang punya selera bagus dengan tempat-tempat oke. Beruntung aku, punya random friend dengan selera awesome lah.
Ke kuil itu sungguh juga menyenangkan. Daaaaan, setelah 5 jam bersama, Dang, baru mengaku, kalau dia adalah insinyur, seraya memberikanku kartu namanya. Hey, dude, terima kasih, sudah percaya.
Pertemanan aku dengan Dang, semakin seru, karena tidak hanya sama pada minat, tapi juga ke arah toleransi.
Dang bilang, kurang lebih begini,
"Lo sholat di mana" "Masjid Kapiten Keling, dekat dari sini. Belok kiri dah nyampe". "Ya udah, lo sholat aja gih. Gue selesain foto-foto dulu di sini. Nanti kalau gue dah kelar, gue ya
Cool hein.
Dan lagi-lagi yang aku nggak suka, ya, itu, perpisahan. Lagi dan lagi. Dang, harus segera nyebrang, untuk ngejar kereta ke KL. Sisa waktu, kami habiskan kemudian, di Fort Cornwills, liat pantai, foto-foto, makan-makan, ngobrol seperti sahabat lama, hingga mengantar Dang ke Jetty.
No comments:
Post a Comment