Matahari belum juga berada di posisi tertingginya. Namun, beberapa pengunjung sudah mulai memadati ujung Tebing Karaton. Padahal, waktu yang tepat untuk berkunjung adalah jelang fajar dan jelang senja. Toh, meski demikian, tidak mengurangi gurat senyum pengunjung yang sudah siap dengan tongsis mereka - sekedar berselfie.
Anehnya, rasa takut sudah tidak lagi menciutkan nyali. Padahal posisi berdiri mereka adalah bersebelahan dengan jurang terjal ke arah Sungai Cikapundung. Mungkin, yang terpenting buat mereka adalah mendapat posisi paling oke. Kemudian foto langsung diunggah ke media sosial, semacam Instagram, Twitter, ataupun Facebook. Tebing Karaton merupakan wisata favorit baru yang ramai diperbincangkan di media sosial.
Tapi, buatku cukuplah sekedar duduk-duduk di atas batu sambil memandang terjalnya Tebing Karaton. Maklum, ujung tebing tersebut hanya dibatasi dengan tali tambang dan pagar bambu seadanya. Bukan, bukan aku takut.
Sunday, October 19, 2014
Saturday, October 18, 2014
Senang Berada di Curug Cimahi
Dari gerbang depannya saja sudah meyakinkan kalau lokasi wisata ini tertata rapih. Ya, banyak orang yang kerap mengatakan kesan pertama itu meninggalkan kesan. Dan perumpanan itu memang benar, setidaknya saat aku berada di Curug Cimahi.
Dengan tiket sebesar sepuluh ribu rupiah aku masuk ke salah satu curug yang disebut-sebut sebagai salah satu curug tertinggi di Bandung dan juga curug paling favorit untuk dikunjungi - Curug Cimahi.
Curug dalam bahasa lokal berarti air terjun. Nama Cimahi diambil dari nama sungai yang mengalir di atas air terjun ini, yaitu sungai Cimahi yang berhulu di Situ Lembang dan mengalir melewati kota Cimahi.
Lokasi wisata ini sebenarnya sempat ditutup beberapa saat pascalongsor yang terjadi di lokasi wisata ini pada maret 2014. Baru kemudian beroperasi kembali juni 2014 beberapa hari setelah lebaran. Itu pun setelah mendapat rekomendasi dari pihak terkait kalau pergerakan tanah di lokasi ini sudah tidak beresiko, dan bisa kembali dikunjungi. Makanya, selagi bersiap untuk kembali dikunjungi, lokasi wisata ini benar-benar berbenah dan mempercantik diri. Ini yang membuat aku langsung terkesan dengan rupa pintu gerbang Curug Cimahi.
Dengan tiket sebesar sepuluh ribu rupiah aku masuk ke salah satu curug yang disebut-sebut sebagai salah satu curug tertinggi di Bandung dan juga curug paling favorit untuk dikunjungi - Curug Cimahi.
Curug dalam bahasa lokal berarti air terjun. Nama Cimahi diambil dari nama sungai yang mengalir di atas air terjun ini, yaitu sungai Cimahi yang berhulu di Situ Lembang dan mengalir melewati kota Cimahi.
Lokasi wisata ini sebenarnya sempat ditutup beberapa saat pascalongsor yang terjadi di lokasi wisata ini pada maret 2014. Baru kemudian beroperasi kembali juni 2014 beberapa hari setelah lebaran. Itu pun setelah mendapat rekomendasi dari pihak terkait kalau pergerakan tanah di lokasi ini sudah tidak beresiko, dan bisa kembali dikunjungi. Makanya, selagi bersiap untuk kembali dikunjungi, lokasi wisata ini benar-benar berbenah dan mempercantik diri. Ini yang membuat aku langsung terkesan dengan rupa pintu gerbang Curug Cimahi.
Subscribe to:
Posts (Atom)