Jika dibandingkan dengan Angkor Wat, Bayon Wat, dan candi lainnya yang berada di Kompleks Angkor Archeological Park, maka Ta Prohm bisa dikatakan candi yang unik. Untuk masuk ke kawasan Ta Prohm saja pengunjung harus berjalan sekira 400 meter.
Di tengah perjalanan, ada sekelompok pemain musik yang memainkan beberapa alat musik tradisional. Beberapa di antaranya ternyata menjadi korban ranjau pada masa perang saudara.
Jalan menuju pintu utama ini pada sisi kanan kirinya tumbuh rimbunan pohon. Rimbunan pohon itu pula yang membuat kawasan candi ini amat rindang. Kesan suram pada candi akibat lumut yang membalut pada hampir semua bagian candi. Dan runtuhan bangunan candi seakan menggenapi kesuraman Ta Prohm.
Selain itu, kesan eksotik langsung melekat meskipun pengunjung hanya disajikan reruntuhan candi di beberapa bagiannya. Apalagi tampak akar pohon membelit pada beberapa bagian candi lainnya.
Ini yang menjadi daya tarik Ta Prohm. Akar pohon yang membelit candi berasal dari akar pohon Spung.
Belitan akar pohon ini berimbas langsung pada keutuhan candi. Bahkan, besi penopang pun dipasang untuk mengantisipasi runtuhan candi yang lebih parah. Itu sebab, agak riskan saat menelusuri labirin candi ini. Memang di dalam candi ada bagian ruang candi yang tidak bisa diakses. Pun, kalau ada yang bisa ditelusuri tampak besi penopang berdiri kokoh. Tapi, lantaran belitan akar yang menjadi daya tarik utama, maka objek yang paling ramai jadi sasaran foto adalah pada bagian luar candi.
Meski kesan tidak terurus tampak pada candi ini, namun upaya restorasi atau perbaikan candi terus berlangsung. Beberapa pekerja tampak berkonsentrasi merestorasi satu bagian bangunan. Beberapa pekerja lainnya juga tampak berkonsentrasi merestorasi candi pada bagian lainnya.
Candi yang dibangun oleh Raja Khmer Jayavarman VII ini ditinggalkan dan diabaikan selama berabad-abad setelah jatuhnya kekaisaran Khmer di abad ke - 15. Kemudian ditemukan pada tahun 1947 oleh peneliti Perancis. Ta Prohm masuk sebagai World Heritage Site UNESCO pada tahun 1992.
No comments:
Post a Comment