masih belum beranjak siang, namun panasnya sudah sangat menyengat. Kemarin saja, baru keluar dari kamar berpenyejuk ruangan, angin panas langsung menampar muka.
Tapi, demi melihat sebuah fenomena alam, aku mau saja ikut ajakan teman-teman. Dan sudah menyiapkan sebungkus besar mental untuk hadapi sengatan matahari di ruang terbuka di Jabal Magnet.
Memang kurang afdol kalau ke Madinah tanpa melipir ke Jabal Magnet. Padahal, lokasi ini bukanlah wisata sejarah atau religi bagi jemaah haji atau umroh. Namun, begitu tetap saja ini menjadi lokasi favorit. Lokasi ini bahkan sempat ditutup pada waktu-waktu tertentu. Sekedar menghindari hal - hal yang di luar keyakinan. Buat aku, justru lokasi ini menarik. Bukan karena begitu populernya, tapi karena ingin bukti, bener nggak sih, kata banyak orang kalau mobil bisa bergerak tanpa diinjak pedal gasnya?
Perjalanan ke lokasi cukup sepi, karena kebetulan kami berangkat akan siang. Kalau pagi banyak yang berkunjung ke lokasi ini, karena ingin menghindari panas matahari. Jalan mulus sepanjang perjalanan mestinya bisa membuai untuk terlelap. Hembusan pending ruangan mobil mestinya faktor pendukung tidur. Tapi, sayang kalau dilewatkan begitu saja pemandangan sepanjang perjalanan ini. Memang hanya hamparan pasir, dan perbuktian yang sambung menyambung, serta pohon perdu gorbot yang mengering - tidak lebih. Tapi, justru itu yang berkesan di mata. Ini keren.
Sebenarnya agak 'iseng' juga, sih. Karena di lokasi hanya kami saja ber delapan, plus 3 orang penyapu jalan. Sepi. Sepi banget. Hanya sesekali mobil yang melintas, pun bus bermuatan. Tapi, hanya sekedar melintas. Kemudian sepi lagi.
Ada, sih, mobil berpenumpang yang melambatkan lajunya, lalu melaju cepat lagi. Itu saja.

Jabal Magnet awalnya ditemukan oleh suku Baduy. Konon, seorang warganya menghentikan mobil dan keluar untuk buang air kecil. Tapi, gegara lupa dengan rem tangannya, mobil itu melaju sendiri dan berhenti karena adanya tumpukan pasir di tepi jalan. Sejak itu, fenomena di Jabal Magnet sendiri menjadi tersohor.
No comments:
Post a Comment