Thursday, June 27, 2013

Setengah Hari Telusuri Jejak Tsunami

Kapal PLTD Apung - AD
Kedahsyatan gelombang tsunami yang menghempas pesisir utara Banda Aceh, pada 26 Desember 2004, tidak hanya membuat ratusan ribu nyawa melayang, merusak alam, dan infrastruktur kota, tapi juga
meninggalkan jejak berupa monumen. Monumen semisal jejak besar dan kuatnya dampak hempasan gelombang tsunami 9,5 SR.
Nah, jika berada di Banda Aceh, sila melakukan kunjungan ke lokasi wisata sejarah. Wisata sejarah ini bisa dilakukan setengah hari, dan separuh lainnya diluangkan untuk menikmati sajian kuliner Aceh.
1. Monumen Kapal PLTD Apung
Monumen Kapal PLTD adalah penyuplai listrik ke Banda Aceh yang berada di laut. Namun, kapal PLTD berbobot 2600 ton ini terseret sejauh lima kilometer dan terdampar di daerah Gampong Punge, Blang Cut Kota Banda Aceh.
Di depan pos jaga terdapat prasasti dengan sebuah jam bundar yang menunjuk 07:55 wib - waktu terjadinya tsunami. Terdapat juga nama desa dan korban jiwa di prasasti tersebut. Sementara, kisah terdamparnya PLTD Apung tertera pada relief dari tembaga.
Pengunjung bisa naik ke atas Monumen Kapal PLTD Apung dengan bantuan tangga. Bisa mengeksplor bebas, kapal sepanjang 63 meter dan luas 1900 meter ini. Kini, Monumen Kapal PLTD Apung ini terus mempercantik diri. PLTD Apung buka Senin - Minggu, jam 09:00 - 13:00 dan 14:00 - 17:00. Tanpa dikenakan biaya tiket masuk - Gratis.
Tampak Luar Museum - AD
2. Museum Tsunami Aceh
Prasasti Jam Tsunami - AD
Berada tidak jauh dari Lapangan Blang Padang tepatnya di Jalan Iskandar Muda, Museum Tsunami Aceh, juga menjadi lokasi wisata yang dapat menambah pengetahuan tentang Tsunami. Disain bangunan yang kekinian dan modern bisa jadi untuk menarik minat kaum muda mengenal lebih dekat dengan sejarah Aceh kala bencana Tsunami terjadi.
Museum ini memiliki struktur bangunan empat lantai. Di dalamya pengunjung bisa masuk ke banyak ruang, melihat diorama, menyaksikan pemutaran film, atau sekedar melihat benda-benda yang menjadi koleksi museum. Seperti bangkai sepeda motor. Ada satu ruang yang mencantumkan nama-nama korban bencana Tsunami di dinding salah satu ruang museum.
Museum Tsunami buka Senin hingga Minggu, Mulai pukul 09:00 - 16:30. Tanpa dikenakan biaya tiket masuk - Gratis.
3. Monumen Kapal di Atas Rumah.
Monumen Kapal di Atas Rumah - AD
Berbeda dengan dua lokasi sebelumnya, lokasi Monumen Kapal di Atas Rumah ini berada masuk ke dalam permukiman warga. Lokasinya tepat di Kawasan Gampong Lampulo, kecamatan Kuta Alam.
Kapal seberat 20 ton ini mendarat di atas rumah keluarga Misbah dan Abasiah. Padahal, kapal ini sebelumnya berada di pelabuhan ikan Lampulo.
Dan berkat kapal ini, 59 orang selamat dari peristiwa tsunami. Kini, kapal telah diberi penyanggah untuk menahan bobot kapal. Untuk memudahkan pengunjung melihat bagian atas kapal dibangun tangga yang memiliki ketinggian 5 meter. Pengunjung pun bisa mengetahui cerita mengenai kapal ini melalui prasasti yang tertulis dalam tiga bahasa; Aceh, Inggris, dan Bahasa Indonesia.
Sementara itu warga Lampulo yang menjadi korban tsunami, namanya tercatat dalam selembar spanduk berukuran besar. Setiap pengunjung yang datang bisa meminta sertifikat ke pengelola yang berjaga di lokasi sebagai bukti telah berkunjung ke lokasi ini.
Monumen Kapal di Atas Rumah buka Senin - Minggu, 09:00 - 16;30. Tanpa dikenakan biaya tiket masuk - Gratis.

No comments:

Post a Comment