Sunday, November 30, 2014

Tips Menjadi Solotraveller

  • Tentukan tujuan.  
  • Baca catatan perjalanan pendahulu. Tandai sekira dapat dilampaui dan cari kemungkinannya. Buka komunikasi dengan pendahulu yang sudah buka jalur.
  • Riset, riset, riset, dan kemudian riset lagi. Termasuk jalur transportasi, sistem transportasi, biaya, dan juga kebiasaan warga lokal.
  • Atur jadwal dan rute. Pastikan dapat memperhitungkan kemampuan fisik dan juga bajet.
  • Minimalisir penggunaan uang cash dengan menggantinya secara online. Mis; hotel, tour, dan bus. Tentukan sejak dini pilihan hotel untuk hemat waktu tiba di lokasi.
  • Beli asuransi perjalanan. Pastikan jaminan pemulangan jenasah dan kecelakaan ada dalam klausul. Asuransi tidak cukup murah, tapi bergunan untuk antisipasi kemungkinan. Infokan kepada keluarga asuransi dan polis. Termasuk kontak person dan ahli waris.
  • Buat kopi jadwal, rute, tujuan, alamat hotel di lokasi tujuan kepada keluarga.
  • Aktifkan GPS - update posisi terakhir via sosmed. Jangan anggap ini merepotkan atau sekedar pamer. Setiap pergerakan adalah resiko bagi yang melakukan perjalanan seorang diri.
Have a great trip!

Wednesday, November 26, 2014

Itineraire 6D/5N Trip Thailand Utara

Tembok Kota Tua C. Mai
19 Nov 2014    First flight CGK to Don Mueang - Bangkok by Air Asia
                         Next Fligth after from Don Mueang - Bangkok to Chiang Mai by Nok Air
                         Next grab a taxi to Buddy Guest House
                         First Day in Chiang Mai

Greenbus ke Chiang Rai
20 Nov 2014    Open Tour Golden Triangle by Local Operator; White Temple, Done Sai, Golden Triangle, Karen Neck Tribe, Mae Sai border

21 Nov 2014    Having full day trip by local transportation in Chiang Mai; Three Kings Monumen, Chit Chat with Monks in Wat Chiedi Luang, Doi Suthep Temple, Lanna Folklife Museum. 
Clock Tower C. Rai

22 Nov 2014    Having full day trip by local transportation in Chiang Mai; Monk Village, Bhubing Palace, Baan Tong Luang Village.

Maskapai Lokal Nok Air
23 Nov 2014    Heading to Chiang Rai by GreenBus - online reservation 
                         Check In Chiang Rai Hotel 
                         Next to Mae Sai border to Tachileik Myanmar (free visa) - 3 hours short trip; Swhedagon Pagoda. 
                         Having a half day trip in Chiang Rai

24 Nov 2014    Heading to Bangkok by Nok Air 
                         Next to Jakarta by Air Asia

Sunday, November 23, 2014

Menembus Perbatasan Tachileik - Myanmar (Part 3)

Friendship Bridge Thailand
Belum juga beranjak sore aku sudah kembali mengantri di perbatasan. Kembali ke Thailand via Tachileik di Myanmar ke Chiang Rai di Thailand. Yah, melintasi perbatasan via darat menjadi pengalaman pertamaku semenjak melakukan perjalanan seorang diri beberapa tahun silam.
Pernah memang saat melintasi perbatasan Singapura ke Malaysia via Johor Bahru. Tapi, kala itu menjadi pengalaman yang menyenangkan untuk pertama kalinya. Duduk di dalam sebuah sedan, dan hanya menyodorkan paspor di drive through immigration. Iya, duduk di dalam sebuah sedang milik seorang teman yang baru ku kenal kurang dari satu jam. Perkenalan yang kemudian menjadi persahabatan hingga sekarang.
Dan, kini kembali aku melintasi perbatasan via darat, berjalan kaki.
Semestinya memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan, apalagi menjadi paranoid. Tapi, entah tetap saja ada rasa khawatir yang jelas-jelas tidak beralasan.
Stempel tanda keluar dari Myanmar telah aku peroleh, tapi petugas minta aku ke kantor polisi Myanmar untuk lapor diri. Letaknya sendiri hanya berseberangan dengan kantor imigrasi. Dan tak banyak ucap saat berada di kantor polisi. Aku hanya mengatakan kalau aku diminta untuk melapor.

Menembus Perbatasan Tachileik - Myanmar (Part 2)

Depan boarder - RB
Di terminal hanya ada 2 kendaraan menuju Mae Sai, kota terluar Thailand dekat perbatasan Myanmar. Yaitu, minivan milik perusahaan Greenbus dengan 15 penumpang berpenyejuk ruangan. Tarif 60 baht dan dapat dibayar langsung ke sopir. Minivan ke Mae Sai ini berangkat 30 menit sekali dengan satu setengah jam durasi perjalanan. Minivan ini juga bisa menaikturunkan penumpang di sembarang lokasi, tergantung ketersediaan tempat duduk.
Ada juga bus tiga perempat semacam Kopaja di Jakarta berkipas angin. Tapi, rasanya percuma ada kipas angin, karena jendela pun terbuka penuh. Belum lagi angin dari pintu depan dan pintu belakang. Tarifnya 39 baht bisa di bayar di atas ke kondektur. Karena tarifnya beda tipis aku pilih minivan, dan singgasana samping sopir jadi pilihan. Pertimbangannya, aku bisa melihat lebih luas sisi kanan dan kiri tanpa penghalang.
Baik minivan maupun bus akan berhenti di Terminal Mae Sai.
Mungkin memang tipikal terminal di Thailand, atau setidaknya terminal di Chiang Mai dan Chiang Mai, maka sama sepinya dengan terminal di Mae Sai. Hanya ada beberapa bus, ojek dan juga Songtheaw.

Menembus Perbatasan Tachileik - Myanmar (Part 1)

Clock Tower Chiang Rai 
Greenbus yang aku tumpangi dari Chiang Mai tiba setengah jam dari waktu  yang diperkirakan. Tapi, perhentian bus ini di luar perkirakaanku. Ku pikir, bus akan berhenti di terminal di tengah kota. Nyatanya, aku masih harus menumpang Songtheaw warna biru untuk ke terminal berikutnya.
Ada data yang terlewatkan saat risetku sebelum perjalanan. Karena ada dua terminal bus di Chiang Rai. Terminal Station 1 letaknya di pusat kota - melayani jarak dekat. Sementara, Terminal Station 2 letaknya jauh dari pusat kota - melayani jarak jauh. Namun, sebagai penghubung kedua terminal tersebut ada Songthaew warna biru yang siap mengantar penumpang ke dan dari masing - masing terminal. Tarif antar terminal 15 baht, dengan frekuensi kedatangan tiap 15 menit sekali.
Aku berusaha untuk tidak panik dan tetap percaya diri di tengah kondisi hilang info.
Aku tarik nafas dalam, menghirup udara Chiang Rai kali pertama dalam hidup. Meski di terminal, tak sedikitpun bau asap emisi kendaraan - cenderung segar. Mungkin, karena tidak banyak kendaraan kecil dan besar yang hilir mudik dengan frekuensi yang sering. Bahkan, ku menangkan kesan, terminal ini teramat sepi.

Friday, November 21, 2014

Whiskey Snake di Done Sao - Laos

Done Sao di wilayah Laos bisa menjadi tujuan wisata perbatasan. Letaknya berada di kawasan Golden Triangle dan dapat diakses melalui Provinsi Chiang Rai di Thailand. Dan umumnya berkunjung ke Done Sao sudah menjadi bagian dari paket wisata favorit yang dicari wisatawan mancanegara. Dan uniknya, wisatawan tidak perlu mengurus visa untuk berada di wilayah Laos ini. Semudah itu memang.
Untuk mencapai Done Sao wisatawan menggunakan perahu dari sisi Thailand. Perjalanan dengan perahu ini tidak langsung mengantar wisatawan menuju Done Sao. Melainkan akan menyisir sisi sungai Mekong. Dengan berperahu, pemandu wisata akan menjelaskan sejarah Golden Triangle. Termasuk didalamnya kisah keberadaan kasino, patung Budha dan No Mans Land (pulau tanpa pemilik).

Thursday, November 20, 2014

White Temple - Kuil Putih di Utara Thailand

White Temple/ Wat Rong Khun 
White Temple atau yang dikenal dengan Wat Rong Khun adalah kuil Budha yang terkenal di Chiang Rai, Thailand. Selain Clock Tower, maka bisa dikatakan White Temple adalah landmark lain di kota paling utara Thailand ini. Kuil ini dibangun pada tahun 1997. Bentuk bangunan didisain oleh Chalermchal Kositpipat, seorang seniman Thailand.
White Temple adalah kuil Budha yang kontemporer. Mengapa? Karena, pada umumnya bangunan kuil di Thailand berwarna dasar merah dengan ornamen berwarna emas. Namun, di tangan Chalermchai kuil ini didisain dengan balutan warna putih yang berkilauan. Warna putih ini berasal dari potongan kaca berukuran kecil yang ditempel pada bangunan kuil. Maka, tidaklah heran jika bangunan serba putih ini tampak mencolok dari kejauhan.
Begitu banyak bangunan simbolis di dalam komplek kuil. Di kanan dan kiri jalan masuk, terdapat gambaran neraka yang disimbolkan dengan patung tangan - tangan manusia yang menggapai ke atas. Sementara, kolam di dekat bangunan utama dengan air yang tenang dianggap sebagai simbol surga dan kehidupan.

Wednesday, November 5, 2014

Yuk, buat SIM Internasional

Salah satu cara memangkas biaya perjalanan saat berada di luar negeri adalah dengan menyewa kendaraan roda dua. Dengan roda dua, pergerakan ke destinasi wisata lebih mudah dijangkau dan praktis dari segi waktu. Dan yang tidak kalah pentingnya, kesan berpetualang lebih terasa jika berkendara dengan roda dua, motor.

Namun, meski pengawasan terhadap wisatawan yang berkendara motor minim, tidak ada salahnya untuk menyiapkan diri dengan memiliki SIM Internasional.
Seperti ini caranya:
1. Siapkan paspor, SIM Indonesia yang masih berlaku. KTP, Tiga lembar foto 4x6 latar belakang biru, dan 1 lembar materai. Siapkan juga foto copy paspor, SIM, dan KTP.
2. Datang langsung (tidak bisa diwakilkan) ke Korlantas Polri bid Redigent Subbid Pengemudi Bagian pelayanan SIM Internasional di Jalan Letjen MT. Haryono Kav 37 - 38, Jakarta.
3. Ambil nomer antrian.