Saturday, September 26, 2015

Ada Soekarno di Padang Arafah

Sempat membayangkan cerita orang tua dulu, kalau Padang Arafah itu tandus, kering, dan panas. Tak ada pohon untuk berteduh. Kemudian membayangkan saat jemaah haji dahulu wukuf hanya berlindung pada tenda yang hanya dipasangan pada saat musim haji saja. Pasti panas.
Namun, ternyata Padang Arafah kini sudah menghijau.
Teduh, begitu kesanku saat mobil yang kutumpangi mulai masuk ke kawasan seluas 5,5 x 3,5 kilometer ini.
Di tengah terik matahari Padang Arafah ternyata banyak berjajar pohon - pohon perimbun. Pohon ini yang kemudian ku ketahui bernama Pohon Soekarno. Mengambil jalan memutar dan diajak berkeliling terlebih dahulu membawa keberuntungan bagiku. Dengan begitu, aku mendapat kesempatan lebih banyak melihat hijaunya Padang Arafah. Baik itu tiap sudut jalan, tepian jalan, atau di dalam area tenda jemaah haji juga tertanam Pohon Soekarno.
Iya, ada Soekarno di Padang Arafah.

Thursday, September 10, 2015

Asmaul Husna dalam Pameran Modern

Selamat datang di Pameran Asmaul Husna atau The Beautiful Names of Allah. Pameran yang berada di sisi kanan Masjid Nabawi ini menggelitik keinginantahuanku dengan apa yang ada di dalam pameran tersebut. Tentu saja aku tahu tentang apa itu The Beautiful Names of Allah, namun bagaimana penyelenggara pameran ini menyuguhkan dan menerjemahkan sehingga bisa menjadi sebuah bentuk pameran. Ini yang kemudian membuat langkahku kian cepat ke pintu masuk pameran.
Karena usai salat Ashar maka banyak jemaah yang juga ingin melihat pameran. Aku? seperti biasa dengan keasikan melihat - lihat sana sini dan mencari tahu tentang Madinah dengan caraku.
Masuk? Gratis. Ini yang penting.

Wednesday, September 2, 2015

Terpikat Magnet di Jabal Magnet

Suhu di Madinah masih di kisaran 43 derajat celcius. Lebih memilih berada di dalam kamar adalah hal yang paling benar dalam hidup, daripada menyengajakan tubuh di jemur di terik matahari. Iya, meski
masih belum beranjak siang, namun panasnya sudah sangat menyengat. Kemarin saja, baru keluar dari kamar berpenyejuk ruangan, angin panas langsung menampar muka.
Tapi, demi melihat sebuah fenomena alam, aku mau saja ikut ajakan teman-teman. Dan sudah menyiapkan sebungkus besar mental untuk hadapi sengatan matahari di ruang terbuka di Jabal Magnet.
Memang kurang afdol kalau ke Madinah tanpa melipir ke Jabal Magnet. Padahal, lokasi ini bukanlah wisata sejarah atau religi bagi jemaah haji atau umroh. Namun, begitu tetap saja ini menjadi lokasi favorit. Lokasi ini bahkan sempat ditutup pada waktu-waktu tertentu. Sekedar menghindari hal - hal yang di luar keyakinan. Buat aku, justru lokasi ini menarik. Bukan karena begitu populernya, tapi karena ingin bukti, bener nggak sih, kata banyak orang kalau mobil bisa bergerak tanpa diinjak pedal gasnya?