Sunday, January 31, 2016

Itineraire Trip Yogyakarta 25 -30 Januari 2016

Rute Perjalanan Trip Jogja - ilustrasi
Hari Pertama 25 Januari 

Perjalanan dengan Kereta dari Sta. Gambir Jakarta - Sta. Tugu Yogyakarta
Gudeg Mbah Lindu 

Hari Kedua 26 Januari 

Sarapan Gudeg Mbah Lindu di dekat Hotel Grage Sosrowijayan


FULL DAY TRIP @ Kulon Progo
Kalibiru
* Kalibiru
* Puncak Suralaya
Note: #OjekWisata 200K IDR all in
Bermalam di Jogja Hotel *





Hari Ketiga 27 Januari 
Puncak Watu Bantal 
FULL DAY TRIP @ Gunung Kidul 

Gn. Api Purba Nlanggeran 
- Trekking Air Terjun Kedung Kandang
- Embung Nlanggeran 
Note: Rental motor 50K IDR/ hari (*req: motor manual 'coz medan berbukit hingga akhir perjalanan)
          Ambil paket Gunungapipurba.com Sunset dan Sunrise 300K IDR incl Homestay 
Bermalam di Nlanggeran 

Gumuk Pasir Parangkusumo
Hari Keempat 28 Januari 
Goa Rancang Kencono
Half Day Trip @ Nlanggeran 
- Trekking Watu Bantal Sunrise
- Trekking Puncak Gede Gunung Purba 
Lanjut
Half Day Trip @ Wonosari 
- Goa Rancang Kencono
- Air Terjun Sri Gethuk 

Note: Bermalam di Mangunan (*homestay)

Next to Mangunan

Hari Kelima 29 Januari 

Kebun Buah Mangunan 
FULL DAY TRIP @ Bantul

Bermotor Trip Jogja
- Kebun Buah Mangunan, Dlingo 
- Hutan Pinus Mangunan, Dlingo 
Next to 
- Gumuk Pasir Parangkusumo, Parangtritis

Note: Bermalam di Jogja Kota Hotel **

Hari Keenam 30 Januari

Half Day Trip Kota Jogja 
- Taman Sari 
Back to J- Town Sta. Tugu - Sta. Gambir 


Friday, January 29, 2016

Menyapa Hutan Pinus di Pagi Hari

Jam 6:30 pagi.
Matahari belum terlalu tinggi, pun belum terlihat jelas karena masih sembunyi di balik awan di ufuk timur. Pagi ini aku tak dapat pemandangan matahari terbenam dari ujung tebing Kebun Buah Mangunan. Aku pun meninggalkan kawasan ini, sementara pengunjung masih terus berdatangan.
Tujuanku selanjutnya adalah Hutan Pinus Mangunan.
Lokasi Hutan Pinus Mangunan dengan Kebun Buah Mangunan tidaklah seberapa jauh. Untuk itu aku putuskan untuk lanjutkan saja wisata pagi di Desa Mangunan ini. Lagipula suasana cukup menyenangkan. Tidak seberapa ramai. Sedikit lapar memang, tapi aku putuskan untuk menuntaskan perjalanan wisata di desa ini hingga jam setengah sembilan pagi. Dan selanjutnya aku akan menuju Pasir Gumuk Parangkusumo - rute berikutnya.

Desa di atas awan itu di Bantul (Part 3)

Jam 05:00. Pagi hari di Mangunan.
Pak Narjo menetapi janjinya untuk menemaniku ke Kebun Buah Mangunan.
Kami menuju lokasi beriringan.
Jalan desa yang beraspal ini basah.
Semalam memang aku dengar hujan cukup deras. Itu sebab aku tidak berani melajukan motorku dengan cepat. Meski harap - harap cemas takut matahari terbit lebih cepat. Tapi, Pak Narjo bilang, matahari di Mangunan terbit jam 05:15 - kurang lebih.
Tidak lama perjalanan dari homestay ke lokasi. Dan Pak Narjo mengantarkanku hingga sampai parkir. Sejumlah pegawai perkebunan ternyata kenal dekat dengannya.
Ia kemudian pamit karena harus mengantarkan anaknya ke sekolah.
Membiarkanku sendiri di lokasi ini?
Tidak.
Yang jelas jelas dalam dugaanku kalau memang pengunjung Kebun Buah Mangunan ini sudah banyak. Ku duga mereka telah sejak dini hari berada di sini. Hebat sekali perjuangan mereka untuk mendapatkan pemandangan ganda di sini.
Pemandangan ganda? Yes, pemandangan yang pertama adalah pemandangan saat matahari terbit. Kedua adalah pemandangan saat hamparan kabut berada di atas puncak Kebun Buah Mangunan. Pak Narjo saat dalam perjalanan ke lokasi mengatakan, jika malamnya hujan, maka besar kemungkinan kabut tebal akan berada di Kebun Buah Mangunan. Dan ternyata benar adanya.

Thursday, January 28, 2016

Desa di atas awan itu di Bantul (Part 2)

Aku melambatkan motorku pada sebuah jalan masuk desa dari sebuah pertigaan. Pun motor yang berada di hadapanku juga melambatkan kendaraannya.
Buat pria pengendara motor itu mungkin mudah mengenali pendatang semacam aku. Kesan gerak yang kaku saja sudah nampak jelas kalau aku tidak mengenal jelas wilayah desa Mangunan. Tapi bagiku perlu mereka-reka, benarkah pria yang di hadapku ini adalah Pak Narjo - pemilik homestay yang direkomendasikan Wahyu.
"Pak Narjo?", tanyaku.
Yang ku tanya mengangguk.
Ia pun memutar balik motornya, memberiku isyarat untuk mengikutinya dari belakang.
Jalan desa yang beraspal dengan kanan kiri rumah permanen model limasan - khas Jawa. Suasananya tenang. Jauh dari hiruk pikuk.
Memang lingkungan tempat tinggal Pak Narjo jauh dari jalan utama. Dan saat tiba di Mangunan sebelum matahari masih cukup sinarnya, menambah kesan nyaman dengan kedatanganku di kota ini.
Kemudian Pak Narjo belokan motornya ke kanan dan perlahan melambatkan laju motornya.
Tibalah aku di sebuah rumah dengan pekarangan yang luas. Seperti rumah kebanyakan dengan model limasan, dengan teras yang luas - pun begitu rumah Pak Narjo.
Pak Narjo mempersilakanku duduk.
Aku hapus beban ransel di bahuku ke bangku kayu jati di teras rumahnya. Ia mengawali pembicaraan. Dan merendah dengan kondisi rumahnya. Sementara aku, aku sudah cukup bahagia sejauh ini - berada di Mangunan.

Desa di atas awan itu di Bantul (Part 1)

Cepat mengambil keputusan adalah hal yang harus dilakukan. Itu yang terjadi pada saat aku dalam sepersekian detik memutuskan untuk tidak menginap di Kawasan Sri Gethuk. Padahal itu sudah aku rencanakan sebelumnya. Perubahan mood yang mendadak dan selesai trip lebih cepat- itulah sejumlah pertimbangan yang mengharuskanku segera melajukan motor ke arah Mangunan.
Namun, bukan tanpa resiko jika ku merubah rute perjalanan. Satu, aku tidak mempersiapkan penginapan di Mangunan, dan daya batereku menipis. Padahal, itu ku butuhkan agar GPS ku tetap aktif membawaku ke Mangunan. Dan penginapan? Untungnya aku mengenal Wahyu - seorang warga lokal yang ku kenal via blog. Aku belum pernah bertatap muka tapi aku meyakini ia akan membantuku mencarikan penginapan - sekelas homestay.
Awalnya Wahyu akan menemaniku saat berada di Mangunan, namun mendadak ia ada acara yang tidak bisa ditinggal. Tapi, dari segala perubahan yang mendadak itu, toh, positifnya, aku bisa berkesempatan melihat matahari terbit dari puncak Kebun Buah Mangunan. Jadilah, jam 4 sore, motor yang ku tunggai melesat menuju Mangunan.