Monday, November 18, 2013

Berburu Lumba-lumba (Tak Menyenangkan) di Lovina


05:45 Pak Made memanggilku yang sedang menjemur handuk, usai mandi dan sholat. Tepat seperti janjinya yang akan menjemputku jelang fajar. Yup, hari ini aku akan mengikuti Dolphine Tour, prosesi wajib jika berada di Lovina, Singaraja. 
Pak Made bilang, dalam satu Jukung akan ada Pak Made, aku dan dua turis asal Perancis. "Kita ke hotel mereka dulu!", ajak Pak Made. Aku pun beringsut ke jok belakang motornya. O iya, Jukung adalah perahu tradisional khas Bali.
Tidak berapa lama, kami tiba. Cantik, tapi tidak seperti cewek Perancis kebanyakan, mungkin mereka keturunan, meski keduanya berasal dari Paris. No, aku tidak pamer kebisaanku dalam berbahasa, aku memilih diam, karena aku nggak paham karakter mereka. Bisa saja mereka yang tidak ingin diganggu, meski hanya sekedar menyapa. Perlu beberapa menit untuk klik. Ya, aku, sih, memang ga ahli sekali dalam berbahasa. Tapi, cukuplah untuk bisa sekedar klik dan mencairkan suasana.

Friday, November 15, 2013

Berburu Lumba-lumba ke Lovina

Jarak Jakarta ke Lovina itu sebenarnya hanya 2 jam penerbangan, kemudian dilanjutkan dengan 3 jam perjalanan darat. Ringkas cerita, setengah hari pun juga tiba. Tapi tidak dengan jarak yang aku lakukan. Untuk mencapai Lovina, aku perlu 1 jam terbang ke Jogja, kemudian 8 jam perjalanan kereta ke Malang, lanjut 2 jam ke Surabaya dengan bus, dan kembali terbang ke Bali selama 1 jam. Perlu 3 hari yang aku butuhkan untuk mencapai Bali, sebelum kemudian melanjutkan 3 jam dengan sepeda motor ke Lovina. Yup, Lovina adalah tujuan akhir perjalananku dalam rangka #BirthDayTrip. Sulit? Ini menyenangkan. Apalagi, karena aku ingin sekali melihat lumba-lumba di Lovina.

Sunday, October 6, 2013

Tips Menjadi #TicketHunter

Aku? Yah, aku termasuk #TicketHunter. Itu sebab aku merasa perlu untuk subscribe email pada maskapai yang memang memilihjalan bisnis di Low Cost Carrier. Sebut saja airasia.com - Malaysia, tigerairways.com - Singapura, jetstar.com - Australia, cebupacificair.com - Filipina, flyscott.com- Singapura, nokair.com - Thailand.
Hampir keseluruhan maskapai itu memiliki jadwal yang random untuk menawarkan promo tiketnya. Tapi, yang bisa dipastikan adalah saat mereka sedang menjajaki uji terbang di destinasi baru, ulang tahun perusahaan, atau perayaan tertentu.
Air Asia dipastikan punya banyak moment untuk menawarkan tiket diskon ini. Produk diskon nya pun variatif. Tapi, yang ditunggu-tunggu tentunya diskon terbang mulai dari Nol Rupiah. Seberapa Nol Rupiah? Yah, jangan berharap kita tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk terbang ke destinasi yang kita tuju.

Sunday, September 15, 2013

Melegakan hati

Apa lagi yang bisa kuucapkan ketika hatimu kemudian meragu.
Apa upayaku jika kemudian kamu menampik tiap kata yang terucap dan kembali meragu.
ragu dengan keadaan yang kamu punya. meratap hari dengan hanya menatap putaran matahari dari hari ke hari.
bernafas dalam ruang yang sama.
berdiri di atas pijakan kaki yang sama dari hari ke hari.
Jika memang ada sisi kosong untuk bisa ku tempati maka ku ingin aku ada di situ.
Jika memang ada sesak yang memaksa, maka ku ingin aku bantu legakan hatimu.
Tapi apakah kamu mengijinkan ku masuk dalam relung duka dan susahmu?

Sunday, September 8, 2013

Sensasi Jarum untuk Apheresis

Hal yang terakhir aku lakukan setelah semua ku lesakkan di dalam loker adalah ngecek pesan di blackberry untuk terakhir kalinya.
“Ping”
“Oke, dari Maya”, bisikku pelan.
“Lo stand by ya, Di. Segera ke Kramat. Ada yang butuh Aphe”.

“Jam berapa? Di screening dulu, kan? Screening gw dah ga valid, itu setahun lalu.”
“Jam 7 malam. Gue kasih nomer telpon lo ke keluarga pasien. Dan ini nomer keluarga pasiennya juga. Dan, yah, lo akan discreening dulu”.
Aku tahu ini sejenis komunikasi seperti apa. Call alert untuk aku, dengan sandi “Stand By”.
Ku hela nafas dalam, sambil pikiran menjelajah ingatan tujuh hari ke belakang. Aku tidak mengonsumsi obat-obatan, tidak minum antibiotik, dll. Aman.
Tapi, aku pastikan aku kurang tidur, dan beberapa hari ini aku kurang asupan minum. Aku nggak mau nantinya justru gagal dan tidak lolos screening, karena hemoglobinku kekentalan.
Ah, sudahlah, pasrah. Kalau memang rejeki, pasti keluarga pasien itu mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Tidak berapa lama....
“Malam, mas Adhie”

Monday, September 2, 2013

Dimana Kata Berucap

Tetiba ingin menemani dan ditemani, jejaki jalan tak bertrotoar di sini.
Sesekali melompat, dengan pijakan seirama degub jantung.
Karena kini, tetiba nelangsa di kota ini.
Prinsip pernah tertulis, 'berjalanlah, karena suasana kota selalu punya caranya sendiri menghibur kita'.
Tapi, kini, hanya ditemani deru mesin random ketukan, selaras dengan ketukan hati dan pikiran saat ini.
Tak ingin ku sepakati itu, namun ku rangkul juga akhirnya, karena ku sudah tak lagi punya banyak pilihan.
Aku kian coba untuk terbiasa, namun belum pula terbiasa. Dan berakhir jadi pengecut dengan alih alih menerka.
Tanpa ahli menerjemahkan ribuan maksud. Ini tanpa terduga

Saturday, August 24, 2013

Biarkan Bebas (Part 3)

    "Sakit, sakit, sakit. Terus saja katakan. Tahu apa lu tentang sakit gue, ha?" Ari kemudian beranjak dari duduknya dan melangkah. Namun baru dua tiga langkah ia berjalan, ia tampak kehilangan keseimbangan. Kalau saja tidak ada meja yang menjadi topangan tangannya, mungkin ia sudah terjatuh.
    Melihat itu, dengan segera Adam menghampiri Ari untuk menawarkan bantuan. Tapi, lagi-lagi Ari menolak.
    "Biarkan, Sam. Gue cukup mampu untuk berdiri sendiri"
.
    Sudah tak tampak lagi keangkuhan Ari terhadap Sam. Walaupun masih ada, Sam tak ambil pusing. Ia menganggap itu merupakan luapan emosi Ari sejak kepergian keluarganya. Kehilangan keseimbangan itu mungkin akibat dari banyaknya asap rokok di ruangan ini, pikirnya.
    Ari tampak melemah. Kemudian ia mencoba untuk melangkah lagi.
    "Lihat, lihat gue sudah bisa berjalan lagi dengan tegak, kan?" Ari tertawa terbahak-bahak. Sedang Sam meringis menyaksikannya. Sam tidak menyangka kalau Ari bukanlah teman seperti yang dulu dikenalnya. Ari jadi tidak waras.
    "Ari maafkan gue. Tolong maafkan gue. Biarkan gue menolong lu!"
.
    "Tak perlu, Sam!", ucap Ari datar.
    Serentak tangan Sam merenggut kerah baju Ari.
    "Dengar, lu nggak berhak memperlakukan gue seperti ini!"
, ucap Sam lantang. Sebaliknya Ari berekasi tenang.
    "Lepaskan, Sam!"
, pinta Ari pelan.

Saturday, August 17, 2013

Biarkan Bebas (Part 2)

Sesaat kemudian keduanya terdiam. Ruangan menjadi begitu hening.
    "Ari, apa yang terjadi terhadap lu sebenarnya, gue mengkhawatirkannya. Gue temen lu. Gue akan bantu lu. Tolong beri gue kesempatan untuk menebus kesalahan gue!" ucap Sam pelan.
    "Peduli apa lu terhadap keadaan gue, Sam?"
    Serentak Sam beranjak dan menghampiri Ari.
    "Dengar, Ri, lu nggak berhak memperlakukan gue seperti ini!"
, ucap Sam dengan keras, meluapkan amarah yang ia pendam sejak tadi.
    "Ooooo...tentu saja gue berhak!"
, ucap Ari sambil berpaling dari Sam.
    "Ari, lu sakit. Apapaun yang lu lakukan terhadap gue, gue nggak peduli. Gue tahu gimana rasanya ditinggal sendiri. Banyak kejadian yang menimpah lu belakangan ini. Silahkan kalau lu mau sundut bara rokok itu ke tangan gue, asal lu puas, asal itu bisa menyenangkan lu!" tak dikira, air mata Sam jatuh.
    "Ya, gue sakit. Gue gila. Gue nggak waras. Apalagi yang lu hinakan ke gue?"
runtuknya.
    "Gue nggak menghina lu, Ri. Justru gue ingin menolong lu".
    "Buang semua basa basi lu yang nggak berguna itu!"

Saturday, August 10, 2013

Biarkan Bebas (Part 1)

    "Ini sudah berakhir, Sam!" Ucap Ari lantang dengan raut muka yang menampakkan kemurkaan.
    Ari menatap lekat Sam yang berdiri di hadapannya. Wajahnya tampak berminyak, terperas oleh panasnya ruangan yang tak berjendela ditambah bau asap rokok yang menyengat, serta panasnya hati yang kian tergarang.
    Sam mengelap kerngat yang mengucur deras di dahinya.
    Ia mengangguk seraya mengucapkan, "Terserah, kalau memang itu yang lu inginkan!"
    Ari menghisap rokoknya dalam-dalam. Beberapa menit kemudian ia hembuskan asap dari mulutnya yang mengepul bagai cerobing asap perapian. Tak lama kemduian, puntung rokok ia hempaskan ke lantai. Digerusnya dengan kakinya, hingga puntung itu tidak berwujud lagi, binasa. Sam melihat tingkah Ari, Ari pun menyadarinya.
    "Kenapa?" tanya nya ketus.
    Sam tidak menjawab. Ia hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali. Sekilas Ari membaca yang tersirat dari ekspresi Sam. Tapi buru-buru ia buang pikiran itu dan berusaha untuk tidak mengetahui lebih dalam.
    "Nasib lu, aka saman seperti ini, Sam!" Ucap Ari sambil menunjuk ke puntung yang baru diinjaknya.
    "Lu ngancam gue, Ri?"
    "Apa kurang jelas, Sam? Apa tampaknya tidak seperti yang lu dengar?"

Sunday, July 28, 2013

Bunuh Diri Digital

Baru menyadari kalau memiliki #FakeName itu cukup menguntungkan. Kenapa? Temukan saja jawaban di akhir artikel ini, berikut pesan moralnya apa.
Nama yang aku gunakan sekarang #AdhiePamungkas, sesungguhnya bukanlah nama asli. Jauh bahkan, antara nama pemberian orang tua dengan yang aku gunakan sekarang. Tidak ada kaitannya, meski maksud tersirat ada, antara Adhie sebagai nama panggilan yang populer aku gunakan sejak satu SMP, dan Pamungkas yang populer aku gunakan semenjak masuk dunia kerja. 2010, yup sejak saat itulah aku lebih dikenal dengan nama panggilan Adhie Pamungkas. Di saat menulis artikel untuk majalan dwi mingguan aku menggunakan inisial AD, bukan AP- semestinya.

Tuesday, July 23, 2013

Dari Sosmed ke Kopi Darat

 @lombokvacation, account twitter inilah kali pertamanya aku berhubungan dengan warga lokal tujuan perjalananku via jejaring sosial. Meski frekuensi komunikasi tidak sering, dan bahkan tidak berbalas follow back, tetap account twitter ini jadi acuan rekomendasi perjalanan ku ke Lombok. Ini terjadi pada pertengahan tahun 2011.
Lombok sebenarnya bukan tujuan awal, Bali utamanya. Namun, karena Bali pernah ku kunjungi, aku kemudian, menambah rute perjalanan ke Lombok. Ini menjadi pekerjaan rumah, karena riset rute yang awalnya di luar kepala, kini ku harus memulai dari awal lagi. Belajar geografi!!!
Dengan memiliki waktu libur enam hari, aku membagi pulau Lombok menjadi bagian mata angin, Lombok Utara, Barat, Tengah, Selatan, Timur, dan tentunya Kepulauan.
Namun, dengan realistis, aku menghilangkan Lombok Timur dari daftar perjalanan.
Ku habiskan hari pertama dengan cruising motor, menyusuri Senggigi sampai ke pelabuhan penyebrangan ke 3G.
Bukannya putar balik ke arah berlawanan, aku justru melanjutkan rute lain dengan modal percaya diri. Yang kemudian kepercayaan diri itu perlahan memudar sepuluh menit setelah lepas dari jalan pemukiman. Selanjutnya, yang ku dapati adalah hutan.

Thursday, June 27, 2013

Setengah Hari Telusuri Jejak Tsunami

Kapal PLTD Apung - AD
Kedahsyatan gelombang tsunami yang menghempas pesisir utara Banda Aceh, pada 26 Desember 2004, tidak hanya membuat ratusan ribu nyawa melayang, merusak alam, dan infrastruktur kota, tapi juga
meninggalkan jejak berupa monumen. Monumen semisal jejak besar dan kuatnya dampak hempasan gelombang tsunami 9,5 SR.
Nah, jika berada di Banda Aceh, sila melakukan kunjungan ke lokasi wisata sejarah. Wisata sejarah ini bisa dilakukan setengah hari, dan separuh lainnya diluangkan untuk menikmati sajian kuliner Aceh.
1. Monumen Kapal PLTD Apung
Monumen Kapal PLTD adalah penyuplai listrik ke Banda Aceh yang berada di laut. Namun, kapal PLTD berbobot 2600 ton ini terseret sejauh lima kilometer dan terdampar di daerah Gampong Punge, Blang Cut Kota Banda Aceh.

Saturday, May 25, 2013

Sawahlunto: Kota ini Menyenangkan

Pagi pertama di Sawahlunto.
Aku segera beringsut dari tempat tidur.
Cek batere untuk persiapan tempur keliling Sawahlunto hari ini, Sabtu, 25 Mei 2013.
Full charge.
Ku buka pintu kamar.
Bukan.....bukan pintu kamar itu, tapi pintu kamar menuju balkon.
Yup, kamarku untuk 3 hari dan 2 malam di Hotel Ombilin ini memiliki balkon yang langsung menghadap jalan. Menyapu pandangan ke sisi kanan, yang ku lihat adalah Gedung Koperasi yang kini beralih fungsi menjadi mini market. Agak jauh jarak pandanganku, tampak warga tengah asik menyantap sarapan yang dijual pedagang. Sementara sisi kiriku adalah Gereja St. Barbara. Dari lokasi ku berdiri memang indah tampaknya. Apalagi jalan kota tampak masih basah karena hujan semalam. Hembusan angin pun kian terasa segar. Namun, tak sesegar niatku yang kemudian urung untuk foto Gedung Koperasi Ombilin ataupun Gereja St. Barbara. Keindahan arsitektur gaya Belanda itu pupus - rusak karena kabel listrik yang melintang dengan angkuhnya. Dilema.

Friday, May 24, 2013

Sawahlunto: Cerita si Kota Tambang

"Oke! Ini keren!", gumamku perlahan. Dan hanya bisa menahan teriak.
Yah seperti inilah aku kalau tetiba berada dalam situasi romantisme di sebuah destinasi.
Bagaimana tidak, 30 menit lepas dari jalan utama, jalur meliuk-liuk, kanan kiri tebing akhirnya aku tiba di Sawahlunto - my another #WeekendGetaway.
Bermodal tiket return kurang dari 600K IDR, aku putuskan kembali ke Sumatra Barat, kembali ke provinsi ini. Tapi, ke Sawahlunto adalah kali pertama. Dan meski banyak yang mempertanyakan tujuanku ke kota ini, aku juga akhirnya berada di Kota Tambang Tua.
"Ini keren!"
Bayangkan, ada sebuah kota dengan akses masuk di antara perbukitan. Suasana sepi gunung dengan nyawa tumbuhan dan hutan, beralih ke suasana hening kota dengan nyawa masyarakat. Mmmmm cukup lama mendeskripsikan apa yang aku lihat ke dalam bahasa tulisan. Seperti ada dua kehidupan berbeda, dan itu tersembunyi, yes Sawahlunto - Kota tersembunyi. Jauh dari kesan hiruk pikuk.
Ini rute baruku di sebuah kota wisata tua.

Saturday, March 2, 2013

Tips Beli Tiket Diskon

Tiket murah selalu menjadi incaran para traveller. Dan semua merasa perlu untuk datang ke event ini, baik yang semestinya secara finansial tidak perlu diskon, atau mereka yang memang perlu tiket diskon untuk melakukan perjalanan.
Prinsipnya, sepanjang dana bisa diatur, maka selalu ada post-post pengeluaran yang bisa dipangkas - tiket pesawat salah satunya. Semua sah untuk datang.
Namun, diperhatikan juga aturan-aturan, agar antara Anda, pengunjung, pun dengan penyelenggara event bisa merasakan kenyamanan.
1. Pastikan kapan Anda akan cuti/ berlibur. Hal ini mudah dilakukan jika Anda bepergian seorang diri. Namun, jika berkelompok, buatlah kesepakatan terlebih dahulu dengan teman-teman Anda. Tujuannya, agar Anda tidak merepotkan petugas dengan permintaan Anda yang membuka satu persatu tanggal yang terdapat potongan harga. Ingat, penjualan kursi dengan potongan tiket selalu terbatas. Tidak semua kursi.

Sunday, February 3, 2013

Tips Subsidi Silang Bajet Liburan

Pilihan waktu, pengaturan bajet maupun destinasi menjadi fokus utama dalam perencanaan sebuah perjalanan. Semua ini bisa disiasati. Jika subsidi tidak hanya terbatas pada kata 'Uang', maka, 'Waktu' pun bisa masuk dalam kategori di-subsidi. Berikut, Subsidi Silang Liburan

  1. Weekend Getaway - Jika pilihan waktu liburan Anda adalah pada akhir pekan, maka ambillah cuti pada hari jum'at. Agar masa liburan Anda tidak terpotong dengan waktu perjalanan, maka pilih penerbangan malam di hari kamis, atau penerbangan pertama di hari jum'at. Kemudian, kembali ke kota asal dengan pesawat terakhir di hari minggu. 
  2. Tiket Promo - Saat Anda telah sukses mendapatkan tiket pergi, maka bersabarlah dengan tidak langsung membeli tiket return atau pulang. Biasanya, pemberlakuan tiket promo hanya tersedia untuk sekali keberangkatan saja. Nah, jika jadwal keberangkatan Anda masih lama, maka sesekali Anda perlu cek harga tiket untuk membeli tiket pulang. Prinsip, jadwal promo tiket pada saat ini, lebih sering berlangsung. Dan, untuk mengetahui jadwal promo ini, ada baiknya Anda berlangganan email gratis maskapai berbajet rendah (LCC).
  3. Low Cost Carrier - Jika jelang keberangkatan, Anda belum juga mendapatkan tiket pulang dengan harga terjangkau, maka kombinasikan perjalanan Anda dengan menggunakan maskapai lain. Toh, perusahaan penerbangan berbajet rendah tidak hanya satu, kan? Dengan cara mengkombinasikan penggunaan maskapai, secara tidak langsung, Anda juga bisa melihat keunggulan masing-masing maskapai. 
  4. Web Ceck-In - Jika Anda tidak punya banyak waktu untuk proses ceck-in, maka Anda perlu mendata, maskapai yang memberikan fasilitas web ceck-in mulai H-7 sampai H-24 jam sebelum penerbangan. Web ceck-in, juga bisa memangkas ongkos pilih kursi, saat reservasi via online. 
  5. Save 'n Spend - Menabunglah dan mencicilah. Mis: jika Anda mendapat tiket promo atau berencana liburan 4 bulan ke depan. Maka, bulan selanjutnya yang Anda lakukan adalah membeli tiket pulang. Kemudian 2 bulan berikutnya adalah reservasi untuk akomodasi penginapan, dan di bulan terakhir hingga jadwal perjalanan tiba, Anda hanya menyisihkan uang saku.
  6. Online Reservation - Hematlah waktu Anda dengan melakukan reservasi via online. Manfaatkan sejumlah situs penyedia jasa layanan reservasi hotel. Tujuannya, agar Anda tidak menghabiskan waktu dengan mencari penginapan. Tapi, penting untuk diingat, lakukan pengecekan ulang tarif hotel pilihan, sebelum Anda melakukan transaksi. Publish rate hotel, bisa jadi sama harga atau lebih murah dengan rate di situs reservasi hotel. Selisih harga ini yang bisa Anda manfaatkan untuk keperluan lain. 
  7. Bajet Hotel - Lakukan penghematan dalam memilih penginapan. Lakukan ini dengan tidak memilih hotel berbintang. Toh, waktu liburan Anda, akan dihabiskan untuk perjalanan, bukan untuk tidur. Hostel atau guesthouse pun, meski memiliki fasilitas standar, tapi tidak meninggalkan kesan nyaman. Kalau berkeras tinggal di hotel, tapi tetap ingin berhemat, maka pilihlah bajet hotel. Dan, kalau Anda, tergabung dalam jejaring sosial berbasis traveller,  maka dana akomodasi penginapan bisa disubsidi ke postingan bajet lainnya. Couchsurfing, misalnya bisa membantu Anda mengenal kehidupan warga lokal. 
  8. Flight or - Jika Anda memiliki sedikit waktu untuk liburan, maka pilih moda transportasi yang mempersingkat waktu dan jarak tempuh - Pesawat. Semakin Anda cepat tiba di tujuan, semakin banyak waktu yang Anda miliki untuk eksplor tujuan destinasi Anda. Dan Anda pun tidak membuang banyak tenaga dengan perjalanan lama.

Saturday, January 19, 2013

Berteriak Puas di Lembah Harau

Feel so Free
Teriak!!!
Yup saat memasuki kawasan wisata alam ini, aku memang sungguh berterial lantang. Berteriak lepas di atas motor yang lajunya tak juga berkurang sejak masuk dari mulut jalan utama. Tetiba selanjutnya, darahku berdesir, mataku terbelalak. Setengah tak percaya dengan penglihatanku saat ini. Indah, dan beneran Maha Suci karya-Nya. Keren, loh, ini, Tuhan!
Imajinasikan kini!
Jalan yang ku lalui saat ini bersama Amfrezer adalah sebenar-benarnya lurus. Sementara, kanan kiri sudah terpampang tebing-tebing granit, berketinggian 80-an meter lebih. Nah, di sisi kirinya sudah terlihat pula air terjun super deras. Tidak hanya satu tapi dua, bahkan tiga air terjun. Keren, Tuhan.
Di Lembah Harau terbagi dua daerah wisata. Yang aku lihat barusan itu adalah kawasan Sarasah Bunta, lantaran penampungan air terjunnya masih alami, sehingga bermain di air terjunnya terkesan lebih alami. Dan, di Sarasah Bunta ini memiliki lima air terjun.

Friday, January 18, 2013

Mencari Tukang Jahit di Bukittinggi

29 Januari '11, sabtu jam 10:45 aku akhirnya, menjejakkan kaki di Bukittinggi. Gerimis.
Suasana basah seperti ini mengingatkanku pada satu kota lain. Apalagi saat aku kemudian menyusuri jalan mendaki dan basah. Aku merapat ke trotoir di mana mobil-mobil parkir di bahu jalan. Berjajar pula ruko-ruko yang menjajakan beragam buah tangan, makanan, kantor bank, depstore, restoran cepat saji. Ada yang khas, dan aku suka suasana ini. Suasana berbeda justru berkaca dengan penampilanku, celana panjang kargo, topi kupluk, sendal gunung, plus ransel. Cool, hein??!!???!!!
Aku telepon Amfrezer, teman kontributor kantor yang bermukim di kota ini. Aku menunggunya di..... ah, sebenarnya aku paling fasih menentukan arah mata angin, entah kenapa saat itu, aku lepas kendali dan lupa arah mata angin. Titik pertemuan yang aku syaratkan di depan gedung pertemuan, dan memang gedung itu satu-satunya yang berada di sekitar Jam Gadang.
G, Jam Gadang!!!!!!!

Thursday, January 17, 2013

Mimpi Sederhana itu Melihat Jam Gadang


05:00 Waktu Maninjau. Tubuhku terbangun otomatis oleh jam biologisku. Mata masih sepet. Badan masih terasa remuk. Tapi, secara keseluruhan, tidurku teramat nyenyak.
Ini adalah tidur ke 3, di 3 daerah berbeda. Dan ini adalah hari ke empatku di Sumatra Barat, serta pagi pertama dalam hidupku di Maninjau.
Aku menunggu giliran sajadah yang dipakai ayahnya Vano untuk sholat shubuh. Dan setelahnya, aku buka pintu rumah. Kontan angin shubuh menyeruak masuk ke dalam rumah. Dinginnya nggak bisa ditawar lagi. Angin ini lebih dingin dari air wudhu tadi.
Ku menarik nafas panjang. Segar. Benar-benar segar.
Aku kemudian mengambil tempat di tepian teras, menghadap barat. Melakukan peregangan pada sejumlah bagian tubuh. Sesekali menguap. Kantuk masih tersisah. Tak mungkin ku lanjutkan tidur. Yang ada dipikiranku, hanyalah menikmati suasana pagi di Maninjau.
Sepi.

Wednesday, January 16, 2013

Maninjau Itu Menentramkan. Suka :)

Dengan kecepatan 20 km/ jam, Kijang hitam perlahan menyusuri jalan beraspal di tepian Danau Maninjau. Dengan kecepatan laju seperti itu, seakan waktu berjalan lama, aku seperti berada di dimensi lain. Sepanjang mata memandang, tampak pohon-pohon peneduh berjejer, di sisi dan kanan kiri jalan. Sementara, rumah penduduk, tampak saling berjauhan. Duduk di sisi kiri, memberi keuntungan untukku, Danau Maninjau itu tidak berapa jauh dariku. Aku tak banyak berkata. Warga lokal sangat beruntung miliki Maninjau. G, cantik. Dan perkampungan ini benar mendamaikan! Hey, aku beruntung telah berada di sini.
Tidak menonjol kesibukan lalu lintas di tepian danau ini. Sesekali bus 3/4 melintas. Yap, transportasi di perkampungan ini sangat jarang. Angkutan umum yang tersedia hanya bus 3/4, itu pun untuk layanan jauh. Untuk jarak dekat tidak ada. Setidaknya harus memiliki motor untuk mobilitas. Sepinya lalu lintas berimbas pada sepinya suasana di sini.

Tuesday, January 15, 2013

Maninjau Pertama Kali

Jam 06:00 WIB. Ini hari ke-3 ku di Sumatra Barat. Badan rasanya remuk. Baru nyadar, kalo kemarin itu nggak ada istirahat dalam waktu lama. Terus aja jalan [baca: naik motor]. Hujan pun diterjang. Jadinya, ya, seperti ini nih, tepar akut. Tapi, perjalanan harus berlanjut. Pagi ini, segera menuju Maninjau.
Aku memang benar-benar Blind Traveler. Nggak tahu bus atau angkutan mana yang akan membawaku menuju Maninjau. Untungnya, sejauh ini, perjalananku baik-baik saja. Warga lokal teramat sangat membantu. Pokoknya yang aku tahu, ada mobil travel bernama Tranex Mandiri. Nama PO ini rasanya cukup terkenal. Aku tahu dari beberapa tulisan backpacker yang sempat singgah di Padang. Tapi, aku sendiri nggak tahu posisinya berada di jalan apa. Gubrak.

Monday, January 14, 2013

Midnight di Padang

Aku cuma bisa meratapi isi ransel yang lepek. Itu baju yang tersisa untuk sisa perjalananku 3 hari ke depan. Tidak ada satu pun yang bisa diselamatkan. Ada satu dua lembar, itu pun dalam keadaan lembab. Meletakan baju di jemuran di dalam, bukan ide yang bagus, namun, menyimpannya dalam keadaan lembab, juga pilihan yang tidak bagus. Setidaknya, jika dikelantang, maka kena angin dan kering. Berharap. Di luar masih juga gerimis, tapi Fauzan, masih juga bersemangat untuk ajak aku keliling padang di malam hari. Jam 10:30. Langsung tidur, rasanya pilihan yang paling tepat. Tapi, sayang menolak ajakannya. Tapi, kasihan dia juga, setelah berjam-jam bawa motor. Bukannya aku tidak mau bergantian bawa, tapi karakteristik jalan, dan prilaku orang berkendara di tiap daerah beda. Aku pilih cara aman.
Masih dengan jaket lembab, celana pendek, jam 11 malam, kami menelusuri Padang. Sepi. Mungkin karena sudah jelang tengah malam. Mungkin karena gerimis, atau mungkin seperti ini keadaannya? Aku nggak tahu, karena ini kali pertama aku ke Padang.

Sunday, January 13, 2013

Hilang Rute Menuju Pariaman

Jujur, kecewa saat tahu, perjalanan jauh ke Bunguis tidak mendapatkan gulai kakap. Gulai jengkol pun tetap membuatku bergeming. Tidak tergoda. Mati rasa. Makan pun hanya sekedarnya. Mungkin, memang perjalanan ini tidak memberkatiku untuk mencicipi makanan khas masing-masing daerah. Apapun itu, lewat. Padahal, sejak pagi tadi, perutku belum pula ku isi nasi, kecuali sate padang di lapangan Imam Bonjol siang tadi.
Jam 5, mengejar waktu ke Padang Pariaman. Tawaran berikutnya adalah mengunjungi situs Syekh Burhanudin, entah apalah itu. Blind Traveler, aku ikut aja. Estimasi waktu 1 jam tiba di lokasi. Dengan kondisi jalan track lurus, maka akan jauh lebih cepat. Itu asumsiku saja. Ternyata, jalan yang ku lewati adalah berbalik 180 derajat. Truk besar, kontainer, saling salip. Diriku rasanya kecil banget di antara antrian di jalan. Pasrah. Namun, rasa ingin tahuku dan jiwa petualangku mengalahkan ketakutan dan resiko yang aku hadapi.

Friday, January 11, 2013

Setengah Hari di Padang


Lepas makan pagi, aku segera melakukan persiapan terakhir berkemas. Tidak ada bawaan berarti, kecuali pakaian kotor, dan segudang kenangan tentang Painan di hati dan pikiran, serta barang bukti di kamera digital.
10:30 Uda Inang, menghentikan mobil travel menuju Padang. Hanya aku penumpangnya. Berbeda dengan kali pertama menumpang mobil travel saat di bandara, kali ini aku jauh lebih rileks. Sesekali memejamkan mata, namun, lagi-lagi pemandangan Painan - Padang memaksaku untuk terus terjaga. Hanya aku dan 2 penumpang lainnya saat itu. Laju mobil juga tidak terlalu kencang. Jadi, aku benar-benar menikmati perjalanan. Padahal, aku tidak tahu titik balik ke Padang.Beberapa titik ku lupa. Hanya pada saat aku lihat papan penunjuk arah jalan padang painan, baru lah aku paham, jalur yang ku lalui kemarin.
Satu hal yang selalu aku tanyakan ke setiap orang, dan memang menjadi kebiasaanku adalah menanyakan waktu tempuh, dan bukan jarak tempuh. Kalau aku sudah mengetahuinya, berarti aku dah siap dengan alokasi waktu tidur.

Wednesday, January 9, 2013

Intip Kehidupan Nelayan Pesisir Selatan

Lebih karena tidak ingin lupa, detail hal yang gue lakukan di hari ke dua liburan ini, maka, malam ini kupaksakan untuk menulisnya.
Terbiasa bangun jam 5:30 di Jakarta, terbawa saat berada di pagi di Tarusan, Painan. Sepi, itu yang melekat. Berada lebih ke barat, maka gerak matahari juga lebih lama terang di titik ini. Yang ga berubah, hanya jam biologis.
Ok, setelah lelap tidur semalam, pagi, sesuai janji, gue sudah dijemput untuk keliling Painan seri ke-2, Tempat pelelangan ikan, dan batu kalang.
Di daerah nelayan kebanyakan, aktivitas warga di tempat pelelangan ikan ini pun biasa saja. Tapi, karena haus dengan suasana baru, apapun gue lahap. Dan, memang, lagi-lagi bisa menikmati suasananya. Seru.
Tidak lama kemudian, pindah ke lokasi lain, batu kalang.

Monday, January 7, 2013

Ke Jembatan Akar di Painan

08:15 pesawat pun akhirnya landing di Bandara Internasional Minangkabau, 30 menit lebih lama dari jadwal semestinya. Cuaca buruk sempat membuat pesawat memutar hingga 2 kali, sebelum akhirnya mendarat.
Awan tebal memang menutup Padang pagi itu, nyaris, landasan pacu, n bahkan rumah-rumah penduduk tidak terlihat. Ngeri juga sebenarnya, plus, BIM dikelilingi bukit, perlu cermat dan cari cela untuk bisa menembusnya. Apalagi, turbulence juga sering menggelitik badan pesawat. Guncangan sering terjadi.
Suasana kian menyeramkan, saat salah satu penumpang anak, sejak take off hingga landing, berteriak histeris minta turun. Berkali-kali. Gagal sudah rencana untuk menggenapi waktu tidur yg terpotong. Padahal terbang 1 jam 25 menit cukuplah untuk tidur. Tapi, nyatanya, teriakan itu bikin perjalanan tidak nyaman.
Keluar dari bandara, mulai deh, calo calo travel datang mengerubuti menawarkan jasa. Masalah pertama, gue Blind Traveler. Masalah kedua, gue ga ngerti bahasa warga lokal. Jadinya, gue pasang muka antara muka galak n tegas. *gubrak, ga penting bayangin muka gue saat itu. Penting untuk orang tahu, kalo kita punya pertahanan diri, meski hanya lewat mimik muka.