Sunday, September 25, 2011

Sapa: Pergi Mencari Senyap

Sungguh aku tidak tahu akan kemana lagi. Padahal sudah hampir dua minggu aku berada di Vietnam, dan rasanya aku masih tidak ingin segera pulang ke Indonesia. Bukan karena uang saku masih banyak tersisa, dan bukan pula aku telah nyaman berlibur di Vietnam. Tapi, karena aku masih memiliki tiga hari sebelum jadwal terbang kembali ke tanah air.
Aku kemudian ngobrol bareng resepsionis hotel, sekedar minta saran tujuan wisata ku selanjutnya. Ia kemudian menyarankan aku untuk sedikit ke arah utara Vietnam, tepatnya ke Lao Cao. Lebih tepatnya ke Sapa. Sebuah kota kecil di utara Vietnam dimana bermukim suku pedalaman -Black H'Mong Tribe di desa Sin Chai.
Namun, perjalanan ke Sapa tidaklah sebentar. Sekira sembilan jam dengan kereta malam. Wew kereta malam, hal baru yang sebenarnya ragu untuk ku coba. Tapi, amat disayangkan kalau tiga hari ke depan aku hanya berada di Hanoi. Mmmmm, okelah.
Pada akhirnya aku membulatkan tekad untuk ke Sapa.
Dengan dihantar seorang teman, aku ke Sinh Tourist untuk membeli satu paket perjalanan 2 hari 3 malam ke Sapa, Lao Cao seharga 2.500.000 VND atau sekitar 1.250.000 Rupiah. Mahal? Mmmmm ku pikir cocoklah dengan fasilitas  yang Sinh Tourist berikan. Semisal; tiket pulang pergi kereta soft sleeper, bus transfer, tour guide, hotel bintang 3. Kereta soft sleeper ini adalah kereta dengan kompartemen dengan empat tempat tidur dua bersusun. Dan lagi, itineraire yang ditawarkan pun cukup menantang dan membumi, meski capek sih. Membumi, maksudku adalah bisa berinteraksi dengan warga lokal, bahkan suku asli di Sapa.
Jam 7:30 malam dijemput Sinh Tourist ke hotel menuju Stasiun Kereta. Kereta Malam menuju Sapa - Lao Cai berangkat pukul 9 malam. Dan tidak hanya ada aku, tapi juga beberapa peserta tur lainnya yang berangkat bersamaan. Namun, di Lao Cai nanti, kami terpisah, karena memang masing-masing mengambil paket tour berbeda. Aku sendiri tahu akan bersama dengan 2 kakak beradik dan pacar kakak perempuannya dari Provinsi Hue.
Dan suasana stasiun kereta saat itu buat aku bingung sekaligus bengong. Seperti anak itik digiring ke sana kemari. Atau mungkin ini hanya perasaanku saja. Iya, untuk pertama kalinya melakukan perjalanan kereta api seorang diri di negara orang (baca: kepedean). Ah, sudahlah, pikirku, yang terjadi maka terjadilah.
Dan yang ku dapat kemudian, satu kompartemen itu aku bersama tiga orang lainnya. Sepasang dari Belgia, dan satunya dari Jepang. Memecah kesunyian, ku mulai menyapa satu persatu.
Memang enaknya kalau berjalan seorang diri itu, ada keberanian lebih untuk memulai dan mengakrabkan diri. Meski tidak perlu terlalu akrab, tapi terkadang keberuntungan pun bisa datang. Semisal akan menjadi teman seperjalanan selanjutnya. Namun, untuk kali ini, ku rasa aku hanya perlu tidur. Menikmati perjalanan gila sembilan jam dengan kereta malam dari Hanoi ke Lao Cai. Tidur 'sekamar' dengan orang asing. Bismillah saja yah

No comments:

Post a Comment