Wednesday, January 28, 2015

Bersendal Jepit di Siem Reap (Part 2)

Peta Kota Siem Reap
Selamat datang di Siem Reap.
Alhamdulillah, akhirnya aku tiba di Siem Reap, Kamboja.
Melunasi perjalanan yang sempat tertundah. 
Dan juga tidak menyangka jika untuk melakukan perjalanan ke Kamboja ini, aku hanya bermodal 400 ribu untuk sekali jalan, itu pun sudah dua kali naik pesawat.
Iya, sekira jam setengah tiga aku sudah menjejakkan kaki ku di Siem Reap. 
Telapak kaki ku kali ini beralaskan sendal jepit. Iyes, sendal jepit.
Aku memilih sesuatu di luar kebiasaanku, dan ku pikir bercelana pendek dengan model celana panjang yang ku potong sedengkul, plus sendal jepit adalah hal yang menyenangkan dalam perjalanan. Dan, itu aku tuntaskan keinginanku dalam perjalanan ke Siem Reap. Plus dengan bekal baju yang secukupnya. Sudah cukuplah beban hidup di bahu ku tanggung, tak lagi lah di dalam daypack membebaniku. Tsaaaaah
Selayaknya traveller macam banyak duit saja aku, ketibaanku di bandara sudah ditunggu supir tuk-tuk. Dan semacam aku banyak perlu, ku minta supir tuk-tuk untuk menungguku sejenak. Aku perlu bekali perjalanan ku dengan Sim card. 
Aku dapati counter sim card di pintu keluar bandara. Ada beberapa, sih, yang menawarkan dengan berbagai layanan. Aku pilih yang $5 untuk 5 hari, itu pun tanpa batas.
Maka perlu lah punya telepon genggam yang memiliki dual slot sim card. Satu slot sim card untuk primary number - khusus nomer negara bawaan. Satunya lagi slot sim card untuk secondary number - khusus nomer yang bisa diganti-ganti. Jadi, keluarga dan kerabat yang di dalam negeri pun tidak kesulitan berhubungan meski kita berada di luar negeri. 
Pub Street; Kawasan Spot Turis 
Aha, ku biarkan supir tuk tuk itu menungguku 15 menit. Tak enak hati aku membiarkannya menunggu.
Aku pun bergegas ke hotel.
Tuk tuk ini adalah bagian dari layanan gratis yang ku peroleh dari penginapan yang aku booking selama aku berada di Siem Reap. Iyes, penginapan, bukan lagi hotel. 
Kan, aku juga sudah katakan, kalau aku beneran motong bajet untuk perjalanan kali ini. Maka itu, aku cari-cari penginapan yang lokasinya tidak membebaniku saat mobilitas perjalanan di dalam kota. Pun, juga sedia light breakfast (Sarapan ringan - berupa roti dan teh). Dan aku dapati itu semua di penginapan ini. Tidak terlalu jauh dari pusat keramaian malam kota. Cukup berjalan kaki.
Sekira agak jauh pun tak akan jadi masalah buat ku. Toh, aku dapat keuntungan dengan dapat pengalaman melihat kota ini lebih lama dengan cara berjalan kaki. 
Me and Tuk Tuk
Dan lepas dari bandara, kesan ku dengan Siem Reap adalah tenang. 
Pedestrian Sidewalk River
Ah, Adhie, do not speak to fast. Suasana tenang biasa, toh, dari dekat lingkungan bandara
Sopir tuk-tuk itu ternyata tidak parkir kendaraannya di area parkir bandara. 
Ia mengajakku berjalan keluar bandara. Entah, yang kutangkap pesan yang ia sampaikan seperti itu artinya dalam bahasa Inggris. 
15 menit katanya untuk capai penginapan. Dan sia-sia saat aku hafal liku-liku jalan menuju penginapan. Aku terlalu asik menikmati suasana kota ini. Biar nanti aku hafal dengan sendirinya, dengan keberuntungan, pun dengan bantuan peta. Saat ini, ini toh Siem Reap. 
Berdebu.
Simcard Lokal 
Iya, berdebu imbas dari pembangunan jalan. Meski begitu, lalu lintas tidak begitu bising. Ada bus berukuran besar untuk pariwisata. Namun, tuk-tuk benar-benar mendominasi lalu lintas kota. Menyenangkan, dan unik dengan bonus debu. 
"Kemana tujuan Anda besok pagi?", tanyanya.
"Belum ada rencana", jawabku singkat.
"Ke Angkor Wat?", tanyanya lagi.
"Entah", jawabku singkat.
Iya, memang besok agenda besarku adalah ke Angkor Wat. Tapi, ku perlu melihat situasi dan kondisi badan. Pun, perlu tanya-tanya soal harga. Apakah kebanyakan memasang tarif $ 15 untuk seharian, atau ada yang lebih murah lagi? 
Negosiasi soal ke Angkor Wat pun, putus. Belum diputuskan tepatnya. 
Tuk-tuk kemudian mengarah masuk ke dalam penginapan. 
Ah, penginapan yang cukup sederhana. 
Tuk Tuk 
Inilah enaknya jika booking penginapan sebelum tiba. Kita jadi lebih punya banyak waktu di lokasi tujuan. Pun, tidak lagi lelah mencari-cari penginapan. Arahnya sudah jelas.
Sejelas penginapanku yang cukup sederhana ini. 
Ojek Pilihan Transportasi Lokal 
Resepsionis pun berbahasa Inggris dengan cukup ku mengerti. 
Terkait dengan program trip esok pagi, aku deal dengan penginapan yang akan atur. Aku minta jemput jam 4:30 pagi demi mengejar sunrise yang terdengar sangat melegenda. 
Total bajet esok pagi adalah $ 35, sudah termasuk sewa tuk tuk seharian penuh bersama supir, dan admission fee seharian penuh masuk Angkor Archeological Park. 
Jelang tidur aku pilih jejakan kaki bersendal jepit ke tengah kota - Night Market sekaligus mencari makan. 

No comments:

Post a Comment