Friday, December 11, 2015

Tiga Air Terjun Serangkai di Kampung Anyar

Air Terjun Kembar
Belajar dalam sebuah perjalanan itu adalah sukses mendapat pengetahuan baru tentang lokasi wisata yang dituju dari warga lokal. Pengetahuan baru itulah yang aku dapati dari warga lokal di sekitar lokasi wisata Air Terjun Jagir, Kampung Anyar, Banyuwangi, Jawa Timur.
Ceritanya bermula saat kami parkir motor di salah satu halaman warga. Aku menanyakan pertanyaan sederhana, "Kenapa disebut dengan Air Terjun Jagir?"
Pria paruh baya di depanku pun menjawab, "Karena lokasinya di bawah pohon Jagir", ucapnya sambil mengarahkan telunjuknya ke arah pohon yang disebutnya sebagai pohon Jagir.
"Usia pohon itu sudah cukup tua, lebih tua dari usia Saya yang 69 tahun", begitu lanjutnya.
Kami pun mencari jawab atas rasa keinginantahuan kami lebih lanjut.
Segera kami tapaki anak tangga menurun dan berbelok kiri sesuai dengan arahan bapak tua tadi.
Di samping mushola ada dua tempat mandi yang bersekat - perempuan dan laki - laki. Terlihat jelas air keluar dari mata air di bawah Pohon Jagir yang cukup deras. Baru kali ini aku melihat langsung sumber air dari sebuah air terjun. Ini keren!!!
Dari titik ini aku bisa melihat ke bawah aliran air yang turun deras membentuk Air Terjun Jagir. Warga lainnya juga menyebut sebagai Air Terjun Pawon, karena juga memang sumber airnya keluar dari pawon atau dapur warga. Bingung? Gak perlu.
Pohon Jagir dan Pawon (dapur) warga itu kurang lebihnya sama-sama jadi sumber terbentuknya Air Terjun. Makanya penyebutan nama Air Terjun ini berbeda-beda. Pilih mana?
Air Terjun Jagir
Petunjuk Arah ke Air Terjun
Yang jelas aku segera melanjutkan perjalanan dengan menapaki tangga kebawah menuju kawasan air terjun ini.
Sebagai kawasan wisata alam yang baru, bisa dikatakan infrastrukturnya telah tertata. Kebutuhan kamar mandi dan MCK pun sudah tersedia. Sehingga rasanya tidak rugi jika kemudian aku ikutin ajakan Yuniar dan Vidi ke lokasi ini. Padahal air terjun ini tidak dalam rute perjalananku selama di Banyuwangi.
Tapi, aku terlalu mudah jatuh hati pada wisata air terjun.
Bergeming aku di tengah dua air terjun.
Pada sisi kiriku Air Terjun Jagir, dan di depanku Air Terjun Kembar.
Semacam Air Terjun Pribadi
"Ada satu air terjun lagi. Air Terjun Kategan. Tapi, harus berjalan dua ratusan meter", ucap Yuniar.
"Ada air terjun lagi?", tanyaku.
Yang ku tanya mengangguk.
Arah ke Ketegan
Aku kemudian mendekat ke Air Terjun Kembar. Limpahan air pada air terjun ini melebar.
Terpecah pada bagian tengah lantaran ada batu yang menonjol pada sisi tebingnya. Sehingga curahan air pun tersebar, namun jatuh pada semacam kolam tepat di bawahnya.
Airnya jernih, dan tidak seberapa dalam. Hanya anak-anak warga lokal yang ada di dalam kolam. Tidak banyak yang berenang. Sebelumnya juga ada sepasang turis mancanegara yang sempatkan mandi sebelum tadi aku mendekat ke air terjun ini.
Sumber Mata Air
Sayang sebenarnya kalau tidak memberanikan diri mandi atau sekedar berendam di kolam air terjun yang airnya murni dari mata air. Tapi, aku pun tidak membawa baju ganti. Berangkat dari kota hanya celana pendek dan kaos itu saja. Resiko baju kering di badan akan aku alami jika nekat berendam.
Sempat muncul keraguan.
Tapi sisa waktu di lokasi ini adalah kebebasan berenang di kolam. Iya, akhirnya aku putuskan untuk berenang. Tidak peduli lagi jika harus melanjutkan perjalanan dengan baju dalam kondisi basah.
Sedetik kemudian kolam air terjun ini seakan milik pribadi. Karena memang tidak satu pun yang berenang kecuali aku. Aku tahu betul cara menyenangkan diri di tengah perjalanan ini. Dengan teman baru dan juga dengan kondisi alam yang menenangkan.
Puas berendam dan berenang, perjalanan kami lanjutkan ke air terjun ketiga - Air Terjun Kategan.
Air Terjun Ketegan
Jalan ke Air Terjun Ketegan
Berbeda dengan dua air terjun sebelumnya yang berada di lokasi terbuka dan banyak sinar matahari, Air Terjun Kategan lebih suram dan lembab, kurang sinar matahari. Menuju lokasi harus menelusuri anak sungai yang berbatu. Setidaknya tiga kali menyebrang ke sisi sungai kecil - ke kiri dan ke kanan. Hanya satu jembatan yang tersedia untuk menyebrang ke sisi lain sungai. Dua lainnya, harus menapaki bebatuan yang ditata untuk keperluan menyebrang dengan arus sungai yang tidak seberapa deras. Sementara kanan kiri di sepanjang perjalanan terdapat pepohonan besar dan tebing yang tinggi. Itu sebab sinar matahari tidak begitu banyak masuk ke bagian air terjun Kategan.
Tapi, benar, Air Terjun ini lebih tinggi dari dua air terjun sebelumnya.
Tidak cukup puas berenang dan berendam di Air Terjun Kembar, aku pun kembali berenang dan berendam di Kalibendo. Aha!!!
Dan semua keindahan wisata air ini kunikmati dengan gratis.

No comments:

Post a Comment