Friday, August 22, 2014

Adu Nyali di Batu Cave

Foto dengan Latar Patung Dewa Murugan
Mengejar waktu jelang tengah malam sehingga sudah berada di kamar itu adalah pekerjaan rumah sekali. Apalagi jika harus mengejar jadwal terakhir KLIA Ekspress, plus Monorail setibanya di KL Sentral. Secara dah hampir tengah malam. Singkatnya, aku butuh segera tidur. Tapi, aku sudah cukup siap untuk perjalananku pagi hingga siang ini ke Batu Cave, meski tidurku jauh dari kata cukup. Cukup untuk sekedar menghilangkan kantung mata. Oke, cukup ini berlebihan. Yuk, ke Batu Cave.
Batu Cave merupakan salah satu tujuan wisata cukup populer di Selangor. Berjarak sekitar 13 km dari Kuala Lumpur, atau dengan waktu tempuh hanya 45 menit. Dari tempat ku menginap di Sutan Ismail, ku menuju Monorail di Stasiun Tuan Medanku menuju KL Sentral. Kemudian perjalanan di lanjutkan dengan Kereta Komuter menuju Stasiun Akhir Batu Cave.
Jumat pagi itu, kondisi gerbong komuter sepi.

Ruang Dalam Gua
Satu gerbong hanya diisi beberapa orang, dan itu pun hanya wisatawan. Ya, begitu ku duga, karena mereka terlihat santai dengan tentengan kamera dan ransel. Batu Cave adalah stasiun ke delapan dari KL Sentral. Nikmati saja perjalanan, tanpa perlu harus menghitung stasiun tersisa. Karena informasi di dalam gerbong sudah cukup jelas. Pertama, di atas pintu gerbang ada panel lampu yang menyala tiap kali kereta melaju dan berhenti. Kedua, juga ada pengumuman melalui pengeras suara. Ketiga, Batu Cave adalah stasiun akhir. Jadi, cukup tenanglah perjalanan tanpa harus diliputi kecemasan.
Stasiun Batu Cave
Turun dari kereta, lanjutkan perjalanan yang tidak berapa jauh menuju gerbang masuk Batu Cave dari samping. Tidak ada tiket masuk disini (baca: gratis/ percuma). Aku suka dengan sesuatu yang gratis tentunya.
Batu Caves tidak lain adalah tempat ibadah suci umat Hindu di Malaysia. Dengan patung Dewa Murugan yang menjadi daya tarik utama lokasi tempat ibadah ini. Patung setinggi 43 meter ini, konon merupakan patung Dewa Hindu yang tertinggi di dunia. Dewa ini adalah junjungan Suku Tamil di India yang menguasai senjata bernama Spear of Wisdom dan berkendaraan burung merak.
Adu Nyali dengan Monyet
Hal menarik lainnya tentu saja perjuangan meniti 272 anak tangga. Dari titik inilah mulai adu nyali.
Entah puluhan atau ratusan monyet berada di lokasi ini. Mungkin sensus pun tidak dilakukan, seakan bersaing jumlah dengan pengunjung. Para monyet hilir mudik sesuka hati. Lompat sana, lompat sini. Berlari, bahkan bertengkar dengan sesamanya. Ini mengganggu, karena beberapa pengunjung sesekali harus berhenti melangkah saat monyet melintas tiba-tiba. Sekali si monyet memamerkan taringnya. Siapa coba yang berani. Apalagi jika sudah merebut botol minum dan makan dari pengunjung. Sekali waktu, dari tiga bagian jalur menuju naik turun, satu di antaranya dikuasai oleh gerombolan monyet. Mungkin, si monyet berkata kalau ini adalah wilayahku.
Wisata Dark Cave
Aku cukuplah sedikit tak bernyali. Ini gila jika tetiba monyet menjadi buas, gigit dan rabies.
Siap Daki 272 Anak Tangga
Belum lagi bau tidak enak dan lembab di dalam gua yang dihasilkan dari kotoran kelelawar. Cukup buatku, meski rasa ingin tahu ku lebih besar melihat interior gua yang luar biasa keren. Dan takjubku belum juga hilang saat melihat adalah lubang dari atas, sehingga memberikan cahaya terang ke dalam gua.
Aku memang tidak ingin berlama-lama di lokasi ini.
Segera ku langkahkan kaki menuju Dark Cave - letaknya di sebelah kiri tangga. Ada tur yang disediakan bagi para pengunjung yang ini menjelajah dalam gua ini. Lama perjalanan adalah 45 menit dengan biaya 35 MYR. Jangan takut, karena perjalanan eksplorasi Dark Cave akan ditemani pemandu.
Interior Kereta Komuter
Tapi, yang jelas perjalanan kembali ke halaman depan Batu Cave tidak akan dikawal siapapun selain bersama monyet. Entah, saat itu, kenapa monyet-monyet ini tampak begitu buas. Sebagai pengunjung tentu tidak bisa berbuat lain selain adu galak. Karena, berlari pun bukan pilihan yang benar, bisa jatuh terguling. Oke, sudah cukuplah aku adu nyali di Batu Cave.
Secara keselurahan Batu Cave menarik menjadi salah satu tujuan saat berada di KL. Selain dekat dengan pusat ibu kota, lokasi ini mudah dijangkau dengan ongkos yang tidak memberatkan, plus akses masuk yang gratis. Tapi, yang perlu diantisipasi adalah kawanan monyet dan bau tidak sedap. Kalau keindahan perlu diantisipasi dengan kondisi status yang luar biasa - siapkan kamera dan daya batere yang cukup.
Sekarang sudah saatnya aku menggenapi perjalananku dengan foto di depan patung Dewa Murugan. Done!!!

No comments:

Post a Comment