Jam 13 aku tiba di Melaka setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2
jam setengah. Dari Larkin ke Melaka langsung bablas tol, keluar tol
kemudian 30 menit menuju terminal sentral, dan 30 menit ekstra
mencapai pusat kota Melaka.
Christ
Church, bangunan yang dulu hanya bisa aku lihat dari tayangan tivi,
namun sekarang bangunan berwarna merah itu, tepat berada di depanku.
Akhirnya. Alhamdulillah.
Pekerjaan selanjutnya adalah mencari alamat guesthouse Crazy Backpacker di jalan PM 2. Bingung. Meski aku sudah tanya belasan kali ke supir untuk minta diturunkan di lokasi terdekat, tetap saja...lost!
Aku juga tanya sejumlah penumpang, tapi mustahil mereka beri info yang jelas. Mereka tidak bisa bahasa Inggris, pun Melayu. Mereka turis, sama halnya seperti aku. Walhasil, 45 menit berikutnya aku menyusuri jalan besar protokol ke arah selatan (akhirnya kutahu arah) menuju pusat perdagangan, kalo ga salah namanya Pahlawan Plaza. Besar, teramat besar, dengan junction ke pusat belanja di seberangnya. Hebat euy. Tapi, kaki tetap bergeming untuk fokus cari alamat. Belasan kali ku tanya warga lokal dengan jawaban sekenanya, hingga kemudian ku berhenti di sebuah warung tidak jauh dari perempatan jalan. Penjual mie itu, keluar dari tokonya, mengarahkan tangannya ke arah tujuanku. Intinya, dari titik ini aku berada, aku harus berjalan melewati 2 pusat perbelanjaan, dan PM2 tepat berada di depan Menara Taming Sari, yang notabenenya tak jauh dari lokasi aku diturunkan oleh bus tadi. *gubrak
Ya Allah, aku cuma mau segera letakkan ransel trus tidur sejenak. Aku dah beneran lelah. Mau nangis gimana? Gila apa?
Pekerjaan selanjutnya adalah mencari alamat guesthouse Crazy Backpacker di jalan PM 2. Bingung. Meski aku sudah tanya belasan kali ke supir untuk minta diturunkan di lokasi terdekat, tetap saja...lost!
Aku juga tanya sejumlah penumpang, tapi mustahil mereka beri info yang jelas. Mereka tidak bisa bahasa Inggris, pun Melayu. Mereka turis, sama halnya seperti aku. Walhasil, 45 menit berikutnya aku menyusuri jalan besar protokol ke arah selatan (akhirnya kutahu arah) menuju pusat perdagangan, kalo ga salah namanya Pahlawan Plaza. Besar, teramat besar, dengan junction ke pusat belanja di seberangnya. Hebat euy. Tapi, kaki tetap bergeming untuk fokus cari alamat. Belasan kali ku tanya warga lokal dengan jawaban sekenanya, hingga kemudian ku berhenti di sebuah warung tidak jauh dari perempatan jalan. Penjual mie itu, keluar dari tokonya, mengarahkan tangannya ke arah tujuanku. Intinya, dari titik ini aku berada, aku harus berjalan melewati 2 pusat perbelanjaan, dan PM2 tepat berada di depan Menara Taming Sari, yang notabenenya tak jauh dari lokasi aku diturunkan oleh bus tadi. *gubrak
Ya Allah, aku cuma mau segera letakkan ransel trus tidur sejenak. Aku dah beneran lelah. Mau nangis gimana? Gila apa?
No comments:
Post a Comment