Tau tau di Londa. AD |
Di Tana Toraja, ada tiga cara pemakaman; peti mati disimpan di dalam gua, di makamkan di batu berukir, atau digantung di tebing. Dan di Londa, tempat dimana aku berdiri saat ini, adalah cara pemakaman dengan digantung di tebing.
Untuk mencapai lokasi goa makam Londa, aku harus menyusuri jalan setapak. Jalannya menurun dan kemudian rata, dengan sisi kiri sungai kecil, sementara sisi kanan adalah persawahan. Suasananya senada - sepi dan senyap. Hanya ada beberapa turis lokal yang saat itu ada di lokasi ini. Meski begitu, juga tak menghilangkan rasa takut. Yah, beneran senyap.
Dan memang lokasi tebing yang dijadikan pemakaman tidak jauh dari pintu masuk. Sebentar kemudian, deretan patung kayu atau warga lokal menyebutnya dengan tau tau sudah tampak. Tau-Tau adalah kayu yang dipahat semirip mungkin dengan jenazah yang dikubur. Biasanya kayu yang dipilih adalah kayu nangka yang cenderung berwarna kuning. Beberapa tau-tau dibuat dengan detail garis kerut wajah.
Suasana dalam goa Londa. AD |
Guide ku berjanji akan menunjukan peti mati yang baru dimasukan beberapa minggu lalu. Untuknya bisa jadi hal yang biasa untuk dijelaskan, tapi untukku? Aku?
Berbekal lampu petromak yang aku sewa dari warga lokal, aku dibimbing masuk ke dalam goa. Yeah, rite. Basah, lembab, dengan tetesan air yang merembes dari sela sela batu di atasnya. Kira-kira sepuluh meter masuk ke dalam dengan cara membungkuk, aku pilih untuk selesaikan ziarah kubur ini.
Pintu masuk goa Londa. AD |
Bukit Londa. AD |
No comments:
Post a Comment